Jumlah Investor di Pasar Modal Naik 37 Persen sampai Oktober 2018

Jumlah investor tersebut terdiri dari investor saham, surat utang (obligasi), reksadana, Surat Berharga Negara (SBSN) dan efek lainnya yang tercatat di KSEI.

oleh Merdeka.com diperbarui 16 Nov 2018, 20:10 WIB
Peserta memantau monitor bursa saham pasar modal di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Hal ini sejalan dengan salah satu inisiatif pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni menambah jumlah investor pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah Single Investor Identification (SID) per Oktober 2018 mencapai 1,54 juta orang. Jumlah tersebut meningkat 37 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 1,12 juta investor.

Direktur KSEI, Syarifuddin menyebutkan jumlah investor tersebut terdiri dari investor saham, surat utang (obligasi), reksadana, Surat Berharga Negara (SBSN) dan efek lainnya yang tercatat di KSEI.

Selama periode Januari-Oktober 2018, jumlah investor saham di Pasar Modal mencapai 813.969. Sementara investor reksadana dan SBN masing-masing sebesar 933.094 dan 185.252. "Sisanya sebesar 1.638 adalah investor saham scrip," kata Syarifuddin, di Solo, Jumat (19/11/2018).

Jika mengacu pada sebaran investor secara demografi, 73,78 persen investor berada di Jawa, Sumatera 14,35 persen, Kalimantan 4,44 persen, Sulawesi 3,44 persen, Bali, NTT dan NTB 2,84 persen dan Maluku serta Papua 1,14 persen.

"Dari jenis kelamin sebesar 59,4 persen adalah investor pria dan 40,6 persen wanita," ujarnya.

Lebih jauh Syafruddin memaparkan total aset investor yang tercatat di C-BEST hingga akhir Oktober mencapai Rp 4.449 triliun.

Terdiri dari investor saham Rp 3.347 triliun, obligasi korporasi Rp 411 miliar, MTN Rp 75,42 miliar, obligasi pemerintah Rp 77,71 miliar, SBSN Rp 27,26 miliar, sukuk Rp 22,7 miliar, negotiable certificate of deposit Rp 12,2 miliar, EBA Rp 10,02 miliar, reksadana Rp 9,97 miliar, waran Rp 7,10 miliar dan lain-lain Rp 0,38 miliar.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com


BEI Cetak Sejarah Jumlah IPO Terbanyak dalam Setahun

Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) cetak sejarah baru jumlah penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dalam setahun. Di tahun ini tercatat 50 perusahaan melantai di BEI dan merupakan jumlah pencapaian terbanyak BEI semenjak privatisasi pada 1992.

PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) menjadi emiten ke-50 yang tercatat di papan BEI pada tahun ini. Manajemen BEI optimistis jumlah ini akan terus meningkat. Saat ini, masih terdapat 14 perusahaan lagi yang akan IPO di tahun ini.

"Kami berharap akan semakin banyak perusahaan mencatatkan efeknya sebagai pilihan untuk pendanaan jangka panjang sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan negara,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Gedung BEI, Jumat (09/11/2018).

Selain pencatatan saham, sepanjang 2018 telah terbit 79 emisi obligasi dan sukuk dengan total nilai emisi sebesar Rp 97,24 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) dengan total nilai emisi Rp 173,78 triliun.

Selain itu juga Exchange Traded Fund (ETF) sebanyak 8 Kontrak Investasi Kolektif dengan total nilai awal penerbitan Rp 53,9 miliar, dan 3 Efek Beragun Aset (EBA) dengan total nilai awal penerbitan Rp 3,62 triliun.

BEI berkomitmen untuk mendorong peningkatan jumlah Perusahaan Tercatat melalui berbagai upaya, termasuk berinteraksi dan secara langsung berperan aktif mendatangi kantong-kantong entrepreneur di berbagai daerah di Indonesia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya