Liputan6.com, Pyongyang - Otoritas Korea Utara mengatakan, pihaknya akan mendeportasi seorang warga negara Amerika Serikat yang ditahan pada Oktober lalu karena secara ilegal masuk wilayahnya dari China.
Dikutip dari laman Voice of America, Sabtu (17/11/2018), kantor berita resmi Korea Utara (KCNA) melaporkan: "Saat diinterogasi, WN AS itu mengaku masuk secara ilegal ke dalam wilayah Korea Utara atas perintah dari CIA."
KCNA juga mengatakan, tahanan itu adalah Bruce Byron Lowrance, tetapi tidak dijelaskan kapan dia akan dideportasi.
Baca Juga
Advertisement
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mengeluarkan pernyataan yang mengucapkan terima kasih kepada Korea Utara dan Swedia, yang membantu memfasilitasi deportasi.
Pompeo mengatakan: "Keselamatan dan kesejahteraan warga Amerika Serikat merupakan prioritas terbesar dari pemerintahan Trump."
Di masa lalu, Korea Utara cenderung lambat apabila hendak membebaskan warga AS yang ditahan, dan biasanya dibebaskan setelah ada seorang politisi AS yang datang untuk memohon pembebasan mereka.
Hal itu tidak terjadi pada diri Otto Warmbier, seorang mahasiswa Amerika. Dia dibebaskan dalam kondisi tidak sadar setelah ditahan selama 17 bulan, dan meninggal beberapa hari kemudian. Pihak Korut membantah laporan bahwa dia disiksa.
Keputusan deportasi ini mungkin merupakan petunjuk pihak Korea Utara ingin mempertahankan kontak yang mulai dijalin dengan Amerika Serikat.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pembebasan Warga AS Sebelumnya
Pembebasan warga AS yang ditahan oleh Korut bukan pertama kali terjadi. Pada 9 Mei 2018, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, Korea Utara telah membebaskan tiga warga negaranya yang ditahan di Pyongyang.
"Saya senang memberi tahu Anda semua bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tengah dalam perjalanan kembali ke AS dari Korut bersama tiga pria luar biasa. Mereka dalam kondisi sehat," tulis @realDonaldTrump.
"Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo dan 'tiga orang tamu' akan segera mendarat di Andrews Air Force Base pada 02.00 pagi. Saya akan berada di sana untuk menyambut mereka. Sungguh bahagia," dia menambahkan.
Sebelumnya, Mike Pompeo tiba di Pyongyang, Korea Utara, pada Rabu, 9 Mei 2018 pagi waktu setempat.
Dalam kunjungan itu, Pompeo disebut mengupayakan pembebasan tiga warga negara AS yang ditawan di Korea Utara; Kom Dong-chul, Kim Sang-duk, dan Kim Hak-song.
Tak hanya datang untuk upaya pembebasan, Pompeo pun berdialog dengan Chairman Kim Jong-un, membahas penetapan tanggal dan persiapan konferensi tingkat tinggi Korea Utara-AS.
Kim Dong-chul adalah seorang pendeta di awal tahun 1960-an. Ia ditahan oleh Korea Utara atas dugaan mata-mata. Ia kemudian dijatuhi hukuman 10 tahun kerja paksa.
Sementara itu, Tony Kim atau yang dikenal sebagai Kim Sang-duk ditahan atas tuduhan spionase. Tahanan terakhir adalah Kim Hak-song yang ditahan pada Mei 2017 atas dugaan aksi permusuhan.
Padahal, Kim Hak-song mengklaim bahwa dirinya hendak memulai sebuah peternakan eksperimental di Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pyongyang (PUST).
Advertisement