Liputan6.com, California - Presiden AS Donald Trump tiba di California, Sabtu 17 November 2018 untuk melihat secara langsung dampak kerusakan yang hebat yang disebabkan oleh kebakaran di negara bagian itu. Trump juga bertemu dengan para pejabat dan tim SAR.
"Tidak ada yang menduga ini bisa terjadi," katanya kepada para wartawan setelah berjalan kaki melewati puing-puing yang hangus di kota Paradise, California utara, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (18/11/2018).
Sedikitnya 9.700 rumah hancur dalam kebakaran itu dan 71 orang dinyatakan tewas serta lebih dari 1.000 orang hilang.
Kebakaran yang dijuluki Kebakaran Camp itu adalah yang paling mematikan dalam sejarah California. Lebih dari 5.500 petugas pemadam kebakaran masih berusaha mengatasinya.
Trump didampingi oleh Wali Kota Paradise Jody Jones, Gubernur L Jerry Brown, Gubernur terpilih Gavin Newsom, dan kepala Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) Brock Long.
Baca Juga
Advertisement
Trump berjanji akan memberikan bantuan federal, dengan mengatakan, "Kita semua akan bekerja sama."
Sang presiden juga berjanji akan bekerja dengan kelompok-kelompok lingkungan mengenai pengelolaan hutan yang lebih baik.
Ia menambahkan, "Mudah-mudahan ini akan menjadi (kebakaran) yang terakhir karena ini sangat buruk."
Tapi ketika ditanya apakah kebakaran itu mengubah sikapnya mengenai perubahan iklim, Trump mengatakan, "Tidak, tidak." Dia mengatakan dia yakin banyak faktor yang menjadi penyebabnya.
Presiden juga mengunjungi sebuah pusat komando di Chico, California, dan memuji para petugas pemadam dan petugas tanggap darurat lainnya. "Kalian sangat luar biasa," katanya, seraya menambahkan bahwa mereka yang memadamkan api "berjuang dengan keras."
Lebih dari sepekan setelah api berkobar dan menghanguskan Paradise, kebakaran California telah membakar wilayah seluas sekitar 590 kilometer persegi dan kini sekitar 50 persennya telah diatasi, kata para pejabat.
Simak video pilihan berikut:
Ini Faktor Penyebab Kebakaran Dahsyat California?
Dua kebakaran menghancurkan telah berkecamuk di beberapa bagian California, dan jumlah korban tewas hari hingga Kamis 17 November 2018 mencapai 71 orang.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu 18 November 2018, para pakar menduga banyak penyebab kebakaran tersebut, mulai dari pertumbuhan populasi, kerusakan peralatan hingga perubahan iklim. Mereka menyatakan kebakaran maut itu mungkin menunjukkan bahwa hal yang lebih buruk akan terjadi.
Jennifer Balch, Direktur Earth Lab di University of Colorado Boulder, mengatakan kebakaran di bagian barat Amerika semakin intensif.
Ada peningkatan lima kali lipat dalam hal jumlah kebakaran besar sejak tahun 1970-an, jelas Balch. Jadi, setiap 20 kebakaran yang terjadi pada tahun 1970-an, jumlahnya sekarang ini mencapai 100 kebakaran.
Kawasan yang terbakar juga berlipat dua, ujar Balch.
Perubahan iklim telah membawa suhu yang lebih hangat dan variasi ekstrem salju dan hujan, yang menyebabkan tahun-tahun kering dan basah, ujar Leroy Westerling, yang mengkaji kebakaran hutan dan iklim di University of California, Merced. Ia mengatakan variasi itu menimbulkan lebih banyak kebakaran.
Kebakaran yang menjalar cepat melalui semak-semak yang sangat kering juga dapat menimbulkan korban, ujar Westerling, seperti kebakaran serupa yang menghancurkan sebagian besar kota Paradise di bagian utara California.
Westerling mengatakan, musim kebakaran yang panjang di California kini terjadi hingga akhir musim gugur, sewaktu kondisi kering menunda jatuhnya hujan musim dingin, dan angin kencang mengobarkan api yang masih menyala.
Perpindahan populasi menyebabkan pula lebih banyak peluang api yang terpercik, dengan orang-orang berpindah ke tempat-tempat yang mudah terbakar dan mereka mendirikan rumah di jalur api, kata Balch.
Ia mengatakan faktor manusia menyebabkan 84 persen kebakaran hutan, dan sambaran petir merupakan penyebab selebihnya.
Peralatan yang rusak serta kabel listrik yang roboh banyak menjadi penyebab kebakaran, dan pihak berwenang sedang berupaya menyelidiki apakah rusaknya peralatan dari perusahaan gas dan listrik yang memicu dua kebakaran besar di California.
Advertisement