Liputan6.com, Jakarta - Das Kapital adalah buku karya Karl Marx. Di beberapa negara, buku ini masuk kategori bacaan terlarang dan tak diedarkan secara bebas.
Namun begitu, Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta pernah meminta dikirimkan buku ini oleh seorang pengusaha bernama Johannes Eduard Post dari Amsterdam.
Advertisement
Hal ini terungkap dari surat yang ditulis Hatta kepada Eduard pada 8 September 1939. Surat itu ditulis Hatta dari tempat pengasingannya di Banda Neira.
"Saya sangat senang dengan buku Das Kapital, terutama karena saya barusan terlibat dalam polemik tentang karakter karya teoretis Marx. Untuk sementara saya mohon dibantu. Tetapi tidak seluruhnya. Hal yang saya khawatirkan terjadi, edisi lengkap dari Das Kapital susah ditemukan. Buku yang Anda kirim hanya berisi jilid I dan jilid III," tulis Hatta dalam Bahasa Belanda.
Surat yang diketik rapi itu dipamerkan di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu (18/11/2018).
Dalam paragraf ketiga, Hatta menyinggung soal Das Kapital. Dia bertanya kepada Eduard apakah memungkinkan jilid II buku itu diambil dari salah seorang kawan yang tidak lagi membutuhkan buku tersebut. Hatta sangat ingin memiliki jilid II untuk melengkapi koleksi miliknya yang hanya ada jilid I dan III.
Hatta bertanya pada Eduard apakah Henriette Roland Holst bisa membantunya memiliki jilid II Das Kapital. Holst adalah aktivis sosialis Belanda yang aktif mendukung perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan.
Surat Pendiri Bangsa
"Apakah Ibu Holst bisa membantu dalam hal ini. Dia kenal seluruh karya Marx dan tidak butuh Marx lagi untuk pekerjaan dia. Buat pekerjaan teoretis saya, saya membutuhkannya. Saya harus menggunakan karya lengkap, khususnya kalau saya mengutip Marx atau saat saya membalas karya teoretis dia secara kritis. Saya berterima kasih banyak kalau Anda beruntung membelikan eksemplar lengkap dari jilid II dari "Das Kapital"," tulisnya.
Das Kapital Buch I terbit pertama kali di Hamburg pada 1867 merupakan buku pertama dari tiga jilid. Ketiga jilid ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Surat-surat Hatta dipamerkan di Museum Nasional dalam pameran Surat Pendiri Bangsa. Selain surat Hatta, dipamerkan juga surat-surat yang ditulis Bung Karno, Kartini, Agus Salim, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Ki Hajar Dewantara, dan John Lie.
Reporter: Hari Ariyanti
Sumber: Merdeka.com
Advertisement