Liputan6.com, Port Moresby - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan sangat penting inovasi pembiayaan infrastruktur bagi para anggota Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC), khususnya negara berkembang.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2018 yang berlangsung di Port Moresby, Papua Nugini.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, dalam KTT APEC hari kedua, Presiden Jokowi menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur. Hal ini menjadi kunci dari perkembangan sebuah negara.
"Pertemuan KTT APEC sudah selesai dan tadi Presiden sudah menyampaikan di dua sesi pada saat retreat yang kedua adalah pada saat working lunch pertemuan retreat. Beberapa isu yang disampaikan Presiden adalah mengenai infrastruktur kawasan. Kalau kita ingin bicara mengenai pembangunan maka infrastruktur menjadi salah satu kunci utama," ujar dia di Port Moresby, Papua Nugini, Minggu (18/11/2018).
Baca Juga
Advertisement
Untuk membiayai proyek infrastruktur, lanjut Retno, Presiden Jokowi menyatakan tidak hanya bisa mengandalkan pembiayaan dari pemerintah.
Dengan inovasi, pembiayaan infrastruktur bisa didapatkan sumber lain tanpa membebani anggaran pemerintah.
"Kita tahu, pada saat kita bicara mengenai infrastruktur, maka semua biaya infrastruktu itu ditutup dari biaya pemerintah. Oleh karena itu perlu inovasi. Seperti yang disampaikan Presiden ini mulai dibahas pada saat kita di Bali untuk Annual Meeting IMF-World Bank. Adalah isu mengenai finance oleh karena itu perlu inovasi. Termasuk pembiayaan dari pasar modal," ujar dia.
Selain soal infrastruktur, kata Retno, Presiden Jokowi juga mengingatkan para pemimpin negara anggota APEC soal perkembangan digital. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan yang pola kegiatan ekonomi.
"Presiden mengatakan ini sudah masuk pada era digital. Masalah e-commerce, sosial media, itu sudah ada di mana-mana. Dan sekarang barang itu tidak diperoleh berdasarkan on demand karena masalah e-commerce dan sosial media. Oleh karena itu, Presiden mengatakan terjadi pergeseran besar (masyarkat) dari konsumsi barang menjadi konsumsi pengalaman," kata dia.
KTT APEC Gagal Hasilkan Kesepakatan
Sebelumnya, Hari terakhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) gagal menghasilkan kesepakatan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh perbedaan pandangan soal sistem perdagangan multilateral antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia dan negara lain sebenarnya sudah berupaya untuk menjembatani perbedaan ini. Namun hingga akhir perundingan tidak ada kata kesepakatan berkait hal ini.
"Perbedaan AS-Tiongkok terkait isu multilateral trading system kita berusaha untuk menjembatani. Banyak negara berusaha untuk menjembatani," ujar dia di Port Moresby, Papua Nugini, Minggu 18 November 2018.
Dia mengakui, perbedaan pandangan antara AS dan China memang sangat besar. Ini yang menyebabkan upaya untuk menjambataninya gagal.
"Tapi tampaknya gap antara mereka berdua memang sangat besar dan sulit untuk dijembatani. Jadi dari tadi pagi kita berusaha untuk menjembatani berbagai macam pembicaraan tetapi tampaknya gap itu belum dapat dijembatani saat ini," ujar dia.
Namun, menurut Retno, masalah ini akan diselesaikan oleh perwakilan negara anggota dalam Sekretariat APEC. "Oleh karena itu nanti Chairman (APEC) yang akan merefleksikan situasi pertemuan tersebut," tandas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement