Liputan6.com, Kebumen - Warga Kebumen, Jawa Tengah sempat heboh saat seekor buaya terdampar di sawah warga di Kedungwinangun Kecamatan Kirong pada musim penghujan lalu. Terdamparnya buaya di sawah ini seolah menjadi puncak drama alam yang terjadi di sungai legendaris ini.
Saat itu, buaya muara (Crocodylus porosus) ini nyaris ditangkap warga. Tetapi, di detik-detik terakhir, buaya sepanjang sekitar empat meter itu melawan dan melarikan diri ke Sungai Luk Ulo.
Setelah itu, beberapa kali buaya muncul, meski tak seheboh kemunculan buaya di sawah tersebut. Wilayah kemunculannya pun cukup luas, setidaknya di dua wilayah kecamatan, yakni Klirong dan uluspesantren.
Diduga, buaya di Sungai Luk Ulo tak hanya satu ekor. Ada buaya berukuran besar dan kecil yang kerap terlihat warga.
Pada musim kemarau panjang lalu, buaya-buaya ini tiba-tiba raib. Sebagian menduga, buaya ini bermigrasi. Lainnya, menganggap buaya ini hanya bersembunyi lantaran menurunnya debit air sungai.
Baca Juga
Advertisement
Saat musim hujan tahun ini tiba, buaya-buaya itu muncul kembali. Penampakannya terlihat warga di Rantewringin Kecamatan Buluspesantren. Diduga, air keruh dan debit Sungai Luk Ulo yang kembali normal membuat si buaya kembali berani menampakan diri.
Penampakan buaya ini pun membuat warga kembali khawatir. Sebabnya, banyak aktivitas warga sepanjang Sungai Luk Ulo.
"Kalau yang mencuci sudah tidak ada karena keruh. Yang sekarang paling penambang pasir dan mencari ikan," kata Mulyadi, seorang warga setempat kepada Liputan6.com, Minggu malam, (18/11/2018).
Padahal, menghilangnya buaya itu sempat membuat aktivitas warga di Sungai Luk Ulo kembali normal. Warga, tak lagi takut dengan keberadaan buaya.
"Anak-anak kecil juga mulai mandi di sungai pas kemarau. Ya takut, tahu ada buaya, tapi berani karena sudah lama tidak kelihatan," ujar dia.
Harapan Warga
Menurut Mulyadi, kemunculan buaya pada musim hujan ini sudah terjadi dua kali. Hanya saja, penampakan pertama kali bukan berada di Ratewringin. Karenanya ia yakin buaya tak hanya satu ekor.
Ukurannya pun cukup besar. Buaya yang tertangkap kamera di Rantewringin berukukuran sekitar 3-4 meter.
Lantaran tak pernah ada serangan buaya, Mulyadi pun meyakini buaya itu tak ganas. Tetapi, bagaimanapun, buaya adalah hewan buwas.
Saat berada di alam bebas, maka segala kemungkinan bisa saja terjadi. Sebab itu, warga pun berharap agar hewan ini bisa segera tertangkap.
"Dipindah ke kebun binatang atau bagaimana. Yang penting jangan dibunuh," ungkap Mulyadi.
Agar tak membahayakan warga, sebenarnya berbagai cara telah dilakukan untuk mengevakuasi satwa melata ini dari sungai Luk Ulo. Di antaranya dengan memasang perangkap di tepi sungai Luk Ulo yang telah diberi umpan.
Sayangnya, usaha itu hingga kini belum berhasil. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pun sempat beberapa kali memantau keberadaan buaya itu usai mendapat laporan dari warga.
"Peringatan bahaya buaya di Sungai Luk Ulo juga terpasang. Agar saat beraktivitas di sungai berhati-hati," kata Mulyadi menambahkan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement