Liputan6.com, Berlin - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan hubungan yang lebih erat antara negaranya dan Jerman, mengatakan Eropa "memiliki kewajiban untuk tidak membiarkan dunia masuk ke dalam kekacauan".
Dikutip dari BBC pada Senin (19/11/2018), Macron berada di Berlin untuk menghadiri peringatan hari berkabung tahunan terhadap para korban perang.
Dalam pidatonya di parlemen Jerman, dia mengatakan Eropa tidak harus "menjadi mainan kekuatan besar". Dia menginginkan Uni Eropa yang lebih terintegrasi, dengan anggaran gabungan zona euro.
Baca Juga
Advertisement
Dia juga menginginkan dukungan Jerman untuk Tentara Eropa, yang dia katakan akan mengurangi ketergantungan terhadap blok Amerika Serikat.
Ditambahkan olehnya, bahwa Eropa juga perlu menetapkan aturan pajak baru pada raksasa teknologi internet.
Di lain pihak, Kanselir Jerman Angela Merkel telah menyatakan dukungan tentatif untuk beberapa ide tersebut, meskipun dari pihak internal Berlin tidak sepenuhnya setuju.
Selain itu, Presiden Prancis juga berbicara tentang nasionalisme "tanpa memori", dan mendesak kekuatan progresif untuk bersatu dalam dunia yang tidak pasti.
"Ada terlalu banyak kekuatan yang ingin menggagalkan persatuan kita (Eropa), yang mengganggu perdebatan publik kita, menyerang demokrasi liberal kita dan mencoba mengadu kita satu sama lain," kata Macron.
Simak video pilihan berikut:
Tanggapan Angela Merkel
Kedua pemimpin Prancis dan Jerman dilaporkan bertemu untuk berbicara setelah pidato Macron, dan direncanakan untuk membahas isu imigran, kerjasama pertahanan, dan struktur pajak untuk perusahaan internet.
Perancis dan Jerman diperkirakan akan mengungkap rencana untuk anggaran gabungan zona euro hari Senin ini.
"Anda memperjelas dengan pidato yang mengesankan betapa pentingnya persahabatan dan kerjasama Jerman-Prancis, dan peran apa yang dimainkannya dalam konteks Eropa," kata Merkel kepada Macron.
"Anda bilang kita berada di persimpangan jalan ... dan ini persis seperti yang saya rasakan. Mereka yang lahir setelah perang bertanggung jawab atas pelajaran yang kita pelajari saat ini," lanjutnya.
Angela Merkel, yang telah memimpin Jerman selama 13 tahun, baru-baru ini menegaskan dia tidak akan berdiri sebagai pemimpin partainya lagi. Dia berniat untuk menggenapi masa jabatan keempatnya sebagai kanselir, yang berakhir pada 2021.
Tetapi beberapa pengamat meyakini bahwa Merkel kemungkinan akan turun sebelum waktunya, di mana dugaan itu disebabkan oleh perseteruan di dalam partainya, dan juga di koalisi pemerintahan yang lebih luas.
Advertisement