Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie menyambangi Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) untuk mendiskusikan peraturan-peraturan yang dianggapnya merugikan kaum perempuan.
Grace mengatakan, perjuangan perempuan dalam politik masih panjang. Menurutnya, banyak hal yang masih membatasi ruang gerak perempuan dalam berpolitik.
Advertisement
"Begitu kita terlihat aktif banget mau ngasih sesuatu udah diserang macam-macam, dan serangannya ini banget kan, ya yang tidak akan menimpa politisi laki-laki lah," katanya di Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta, Senin (19/11).
Dia mencontohkan dirinya sendiri sebagai salah satu yang dirugikan. Menurutnya, dalam setengah tahun terakhir ini saja ia sudah diserang dua kali. Kebanyakan serangan tersebut terkait dengan perihal fisik perempuan.
"Dengan hal-hal yang sifatnya sensualitas perempuan, itu kan merendahkan perempuan banget. Di challenge kek substansinya misalnya," jelasnya.
Grace turut menyinggung kasus pelecehan seksual yang baru belakangan ini terjadi pada Baiq Nuril, seorang mantan pegawai honorer SMAN 7 Mataram.
"Yang kita prihatin kemarin ini kan juga ada korban ya yang sebenarnya dia mengalami pelecehan secara seksual, seorang ibu, akhirnya malah dia yang kena hukuman harus membayar denda Rp 500 juta, Ibu Baiq," tegasnya.
Karena itu, ia berharap pertemuannya dengan Komnas Perempuan dapat memberikan suatu masukan. Sebab, Grace mengungkapkan, mereka juga akan membahas perda agama.
"Karena kita lihat aturannya banyak membatasi ruang gerak perempuan, membatasi cara perempuan berpakaian, beraktivitas di luar rumah, berbicara dengan siapa, gitu kan," pungkasnya.