Liputan6.com, Jakarta - Seniman tari Didik Nini Thowok kembali mempersembahkan pementasan yang kali ini bertajuk Dua Wajah: Tradisi Peran di Istana dan Masyarakat. Gelaran tersebut telah dilaksanakan di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Sabtu, 17 November 2018.
"Penampilan dari Maestro tari Indonesia, yaitu Didik Nini Thowok yang tidak hanya menghibur namun juga memberikan pengetahuan menarik mengenai sejarah salah satu tarian yang ada di Jawa Tengah khususnya Banyumas," jelas Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation lewat keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Baca Juga
Advertisement
Didik Nini Thowok tampil menghibur para penonton selama sekitar 60 menit. Tarian lintas gender dibawakan Didik adalah tarian di mana penari memerankan karakter yang kebalikan dengan jenis kelamin dirinya.
Penampilan penari lintas gender tentunya dilengkapi dengn beragam atribut perempuan mulai dari sanggul, kebaya, makeup namun di luar panggung ia adalah laki-laki. Tari lintas gender telah menjadi bagian dari tradisi Indonesia dan coraknya dapat disaksikan dari Pawestren (Jawa Timur), Tari Bebancihan (Bali), Bissu (Sulawesi Selatan), hingga Randai (Padang, Sumatera Barat).
Tarian tradisional tersebut juga berkembang di istana saat masa Hamengkubuwono VII dan juga tertulis dalam Babad juga buku kuno seperti Centhini. Tari lintas gender juga dikreasikan dengan tari Dwimuka karya Didik Nini Thowok.
Didik menyebut menari adalah salah satu upaya yang ia lakukan untuk melestarikan tradisi nenek moyang. Tradisi tarian telah ada sejak lama, namun belum banyak generasi muda yang tertairik mempelajari.
"Saya harap dengan ditampilkannya pementasan ini, para penikmat seni dapat lebih tertarik untuk melestarikan maupun mempelajari tentang sejarah tradisi tarian ini," kata Didik Nini Thowok.
Saksikan video pilihan di bawah ini: