Hasto PDIP: Blusukan Jokowi ke Pasar untuk Buktikan Harga Stabil

Dengan pengecekan langsung ke pasar, Jokowi menemukan bahwa harga ternyata relatif stabil.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 19 Nov 2018, 23:18 WIB
Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Jokowi mengaku mengacu pada kebijakan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara kelahiran internet. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan, aksi blusukan Jokowi ke pasar bukan untuk menyaingi calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno yang belakangan ini juga turut blusukan ke pasar.

Menurut Hasto, blusukan Jokowi punya arti penting dari sekadar menjawab aksi Sandiaga Uno. Dia mengatakan kunjungan Jokowi ke pasar untuk memastikan persepsi salah akan harga, di mana ini berkaitan dengan inflasi yang sebenarnya terkendali. 

"Rekam jejak kepemimpinan Pak Jokowi sejak menjadi wali kota, kemudian gubernur, kemudian presiden, Beliau sangat detail dengan melihat seluruh komponen-komponen yang memicu inflasi. Karena inflasi ini menjadi beban bagi rakyat miskin, dan kemudian berpenghasilan tetap,kemudian pensiunan kelas bawah,” tukas Hasto di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Senin (19/11/2018).

Menurut dia, dengan pengecekan secara langsung, Jokowi pun menemukan bahwa harga ternyata relatif stabil.

"Untuk mereka yang mengatakan kemiskinan kita meningkat, itu kan sebagai sebuah upaya-upaya politik, tetapi setelah dilakukan pengecekan di lapangan itu harga-harga relatif stabil," lanjut dia. 

Sementara itu, Juru Bicara Timses Jokowi-Ma'ruf lainnya, Lena Maryana Mukti, juga mengatakan, Jokowi memang sudah selalu turun langsung ke masyarakat untuk melihat keadaan, jauh sebelum Sandi melakukannya.

 


Klaim Ekonomi Memburuk

Lena menilai, klaim perekonomian semakin memburuk  dari kubu Prabowo-Sandi terbukti tidak tepat dengan data yang ada. Hal itu semakin dibuktikan ketika Jokowi turun langsung ke pasar untuk melihat ukuran tempe dan harga nasi ayam.

“Dan menurut saya apa yang dimainkan terutama oleh Pak Sandi, Sandi Uno ini agak membahayakan untuk para pedagang. Beliau juga menyadari kalau terlalu mendramatisasi situasi sampai tempe yang disebutkan setebal ATM, kemudian daya beli masyarakat menurun, itu juga bisa berimbas kepada pedagangnya sendiri, karena pedagang juga bisa marah ya," ia melanjutkan.

Lena mengatakan, bahkan sudah ada pedagang yang marah atas klaim tempe setebal ATM oleh Sandi ini. Yaitu, pedagang pasar yang tergabung dalam Komite Pedagang Pasar (KPP). 

Mereka menilai kampanye Pilpres 2018 Sandiaga Uno telah memojokkan mereka dan menimbulkan kegelisahan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya