3 Alasan Mengapa MU Bakal Terlempar dari 4 Besar

MU telah mengalami banyak perubahan sebagai dampak dari kepergian Alex Ferguson.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 20 Nov 2018, 19:00 WIB
Manajer Manchester United (MU) Jose Mourinho dan Darmian (belakang). (Martin Rickett / PA via AP)

Liputan6.com, Jakarta Prestasi Manchester United (MU) musim ini tak dipungkiri mengalami kemunduran. Selama bertahun-tahun, Setan Merah telah mendominasi Liga Inggris dan terbukti menjadi kekuatan dominan di Eropa.

Namun, sejak 2013, MU telah mengalami banyak perubahan sebagai dampak dari kepergian Alex Ferguson. Beberapa perubahan manajerial, keberangkatan pemain dan pengeluaran besar menjadi budaya.

Membuang uang untuk belanja pemain tidak selalu menjamin kesuksesan. Namun, Ferguson membangun tim dengan kerja keras dan dedikasi. Dia bisa mengubah pemain rata-rata menjadi pemain top.

Budaya itu segera memudar dan sekarang MU nyaris tidak merangkak. Musim ini, klub memiliki awal musim yang buruk sejak hampir tiga dekade.


Kepemimpinan

3. Manchester United - Meski dianggap masih aman, namun kursi kepelatihan Mourinho masih tetap di evaluasi. Capaian kemenangan dengan permainan seadanya membuat menejemen MU kocak kacir. (AFP/Oli Scarff)

Klub ini memang masih membuat keuntungan. Itu semua berkat usaha Wakil Ketua Eksekutif Ed Woodward.

Ya, dia adalah pengusaha yang cerdik, tetapi tidak memiliki minat dalam sepakbola. Contohnya, bagaimana mungkin klub seperti MU tanpa direktur olahraga? Jadi, kepemimpinan adalah masalah besar di klub ini.

Fans mungkin benci mengakuinya tetapi Jose Mourinho memprediksi musim ini akan sangat sulit bagi MU. Apalagi, Woodward dan dewan menolak untuk mendukungnya di bursa transfer.


Jose Mourinho

Manajer Manchester United, Jose Mourinho berselebrasi dengan meletakkan tangan di telinganya ke arah para pendukung Juventus pada akhir Matchday 4 Grup H Liga Champions di Allianz Stadium, Rabu (7/11). MU mengalahkan Juventus 1-2. (Marco BERTORELLO/AFP)

Salah satu masalah terbesar MU musim ini adalah manajernya. Ya, manajer tidak bermain tetapi dia harusnya muncul dengan strategi.

Adalah tugas manajer untuk memotivasi dan merekatkan tim. Harapkan tidak ada itu ketika Mourinho datang. Gaya manajerialnya sangat kontras dengan banyak orang yang tidak akan pernah secara terbuka mempermalukan atau menyalahkan pemain mereka.

Dia gagal berkomunikasi dengan para pemainnya dan sering terlibat dalam pertempuran ego dengan pemain seperti Paul Pogba dan Anthony Martial. Mourinho mungkin manajer yang sangat sukses tetapi dia telah terbukti bertindak atas dasar egonya dan bukan yang terbaik untuk tim.


Kompetisi

Pertarungan untuk tempat teratas Liga Inggris masih panas. Klub-klub besar lainnya di liga juga melakukan investasi dalam skuat dan telah menemukan ritme mereka.

Dengan skuat MU saat ini, akan sangat sulit untuk meraih empat posisi teratas. Pesaing mereka memiliki pemain yang berkualitas di berbagai posisi.

Di atas kertas, Manchester City, Liverpool dan Chelsea sudah memiliki skuat yang jauh lebih unggul. Ini tercermin pada gaya permainan mereka dan posisi di liga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya