Kebangkitan Tim Oranye Belanda

Belanda hancur-hancuran usai Piala Dunia 2014. Setelah ditinggal Louis van Gaal, Kevin Strootman dan kawan-kawan tak berkutik di kancah internasional.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 20 Nov 2018, 17:15 WIB
Para pemain Belanda merayakan gol yang dicetak oleh Virgil Van Dijk ke gawang Jerman pada laga UEFA Nations League di Veltins Arena, Gelsenkirchen, Senin (19/11/2018) (AP/Martin Meissner)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah empat tahun terseok-seok, Tim Oranye Belanda mulai bangkit. The Flying Dutchmen berhasil lolos ke babak semifinal UEFA Nations League.

Belanda hancur-hancuran usai Piala Dunia 2014. Setelah ditinggal Louis van Gaal, Kevin Strootman dan kawan-kawan tak berkutik di kancah internasional.

Buktinya, Belanda gagal lolos Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018. Hal ini berbuntut pada pemecatan pelatih seperti Guus Hiddink (2014–2015), Danny Blind (2015–2017), dan Dick Advocaat (2017).

Datanglah Ronald Koeman. Eks Manajer Everton itu sukses membangkitkan lagi permainan Memphis Depay dan kawan-kawan.

(John MACDOUGALL / AFP)

Dari 10 pertandingan yang dilalui bersama Koeman, Belanda meraih hasil lumayan dengan empat kemenangan, empat kali seri dan dua kekalahan.

Belanda juga sukses menjadi juara Grup 1 UEFA Nations League A. Bersaing dengan juara Piala Dunia, Prancis dan Jerman, Belanda finis di singgasana dengan tujuh poin. Mereka unggul selisih gol atas Prancis di posisi kedua.

(AFP/Marius Becker)

Pada laga penentuan, Belanda menahan imbang tuan rumah Jerman 2-2 di VELTINS Arena, Selasa (20/11). Tim tamu sempat tertinggal dua gol cepat Jerman yang tercipta sebelum menit ke-20 lewat aksi Timo Werner dan Leroy Sane.

Tapi, Belanda tidak patah arang. Usaha kerasa Tim Oranye menuai hasil positif setelah mencetak gol pada menit ke-85 dan 90. Belanda menyamakan kedudukan dari gol Qiuncy Promes dan Virgil van Dijk.

(AP/Martin Meissner)

Tambahan satu poin itu memastian Belanda juara grup dan lolos ke semifinal. "Tim ini telah menunjukkan karakternya. Kami terus berjalan. Saya tidak berpikir bahwa kami bermain buruk," kata Koeman di situs resmi UEFA.

"Mungkin pada level ini kami terlalu sering memainkan dua pertandingan dalam waktu yang pendek melawan tim dengan kualitas yang berat. Jangan lupa, Jerman adalah tim sangat bagus, dan mungkin lebih bagus daripada Prancis."

"Tapi, kami juga menunjukkan bahwa kami bisa bangkit melawan tim di level ini," ucap Koeman.

(AP Photo/Peter Dejong)


Van Dijk Bangga

(AP/Martin Meissner)

Kapten timnas Belanda, Virgil van Dijk, merasa bangga bisa menahan imbang Jerman di markasnya. Baginya, itu hasil yang fantastis.

"Ini adalah sebuah perasaan yang fantastis. Kami semua harus bangga pada diri kam sendiri. Sekarang, kami tahu siapa diri kami. Kami semua merasakan hal yang luar biasa," kata Van Dijk.

"Kami bekerja sangat keras pada setiap laga dan kami mendapatkan hadiah yang fantastis atas semua itu. Mudah-mudahan, kami mendapat hasil yang lebih bagus lagi di masa depan," sambung pemain yang membela klub Liverpool tersebut.

(AFP/Franck Fife)

Meski bangga, Van Dijk tidak ingin hal itu membuat Belanda lupa pada target utamanya. Target utama yang ingin dicapai adalah bermain di Piala Eropa 2020 dan meraih prestasi apik.

"Kami tidak ingin menatap terlalu jauh ke depan. Kami ingin lolos ke Piala Eropa 2020. Itu adalah target utama kami. Jika kami bisa juara UEFA Nations League, itu fantastis. Tapi, kami ingin lolos ke Piala Eropa 2020," Van Dijk mengakhiri.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya