Liputan6.com, Jakarta - Tangis Bayu Yuniarti pecah begitu mendengar kabar sang suami, Abdullah Fithri Setiawan atau Dufi tewas mengenaskan di kawasan industri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Bagaimana tidak, saat ditemukan, jasad ayah dari enam anak ini berada di dalam sebuah drum berwarna biru dengan sejumlah luka sayatan akibat senjata tajam di leher dan punggung korban.
Advertisement
Polisi menduga, pria yang berusia 43 tahun menjadi korban pembunuhan yang telah dieksekusi di tempat lain.
"Ini masih kita dalami, terus motif dari pembunuhan tersebut apakah dendam, apakah pembunuhan, mungkin ada unsur perencanaannya," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan.
Awalnya seorang pemulung mengira drum biru yang ditemukannya, pada Minggu pagi, 18 November tersebut berisi sampah. Namun, saat didekati dia melihat sesosok jasad pria berkaus putih dengan noda bercak darah di sekujur tubuhnya.
Jasad pria yang akrab disapa Dufi ini diketahui berprofesi sebagai Sales Marketing pada TVMu, milik PP Muhammadiyah dan menjadi tenaga marketing lepas di TVRI. Pada Senin, 19 November kemarin, jenazah warga Tangerang ini telah dimakamkan di TPU Budi Dharma, Semper, Jakarta Utara.
Pihak keluarga pun mengaku sempat mendapat firasat sebelum meninggalnya Dufi. Berikut sejumlah firasat yang dirasakan kerabat sebelum Dufi ditemukan tewas di dalam sebuah drum:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Undang Tasyakuran
Adik kandung korban, Muhammad Ali Ramdoni memiliki firasat sebelum sang kakak ditemukan meninggal di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Lewat pesan WhatsApp, Dufi mengundang keluarganya untuk hadir di acara tasyakuran di hari Minggu, 18 November 2018.
"Ini sebenarnya ada firasat, cuma kita enggak gitu. Beliau ngirim WhatsApp hari Rabu atau Kamis. Dia bilang mengundang kakak atau ibu semua hari Ahad jam 11 sampe selesai untuk tasyakuran. Rupanya itu benar jam 11 Beliau diambil oleh Allah," kata Ramdoni kepada wartawan, Senin, 19 November 2018.
Doni mengaku terakhir kali bertemu dengan Dufi pada saat Idul Adha.
Advertisement
2. Dua Hari Tak Pulang ke Rumah
Bagaikan petir di siang bolong, itulah yang dirasakan istri korban, Bayu Yunuarti Hendriani begitu mendengar kabar duka tersebut.
Agar kematian suaminya yang tragis tak menambah luka bagi keenam putra putrinya, Yunuarti tidak memberitahukan penyebab kematian ayahnya.
"Biar enggak shock, jadi anak-anak dikasih tahunya karena kecelakaan," ujar Ketua RT setempat, Ikhsan.
Keluarga tak menyangka Dufi yang tidak pulang selama dua hari terakhir ternyata tewas dengan kondisi mengenaskan. Terlebih, istri korban sempat menelepon Doni adik kandung korban dan mengabarkan Dufi sudah dua hari tak pulang.
"Kalau menghilang, beliau seringkali bekerja melewati batas waktu kerja, tapi biasanya tidak lama, entah hari Sabtu atau Ahad pagi pasti pulang," ungkapnya.
3. Tak Ada Gelagat Aneh
Lain lagi dengan cerita yang diungkap oleh rekan sekerjanya. Empat hari sebelum jasad Dufi ditemukan, dia sempat menghadiri Rakornas TVRI di Gunung Geulis Bogor.
"Tidak ada gelagat yang aneh. Seperti biasa dia datang, ngobrol, pemaparan, bercanda dengan yang lain," ujar Anita, salah satu staf di TVRI.
Dia pun juga datang ke kantor pada Jumat, 16 November 2018 terkait rapat persiapan Milad Muhammadiyah ke-106 yang digelar di Solo.
"Tidak ada penugasan khusus di hari saat Dufi ditemukan tewas. Dufi baru akan diberi tugas pada hari ini, yaitu mengawal acara Milad Muhammadiyah ke-106," tambah Direktur News dan Produksi TV Muhammadiyah (TVMu), Brillianto.
Kepergian Dufi membawa luka mendalam bagi seluruh teman-temannya. Sosoknya pun dikenal sebagai pekerja keras dan religius. Bahkan kerap mengingatkan rekannya untuk menunaikan salat lima waktu.
Anita berharap polisi segera menemukan pelaku dan keluarganya bisa hidup tenang.
Advertisement