Harga Emas Tertekan Penguatan Dolar AS 21 November 2018

Harga emas akan berada dalam kisaran USD 1.215 - USD 1.240 untuk sisa tahun ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Nov 2018, 06:40 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melemah pada perdagangan Selasa karena tekanan kenaikan nilai tukar dolar AS. Pelemahan harga emas ini tidak terlalu dalam karena volume perdagangan juga kecil menjelang libur Thanksgiving.

Mengutip CNBC, Rabu (21/11/2018), harga emas di pasar spot turun 0,25 persen menjadi USD 1.220,95 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun USD 4,10 dan menetap di USD 1.221,20 per ounce.

"Perdagangan relatif sepi pada saat ini. Emas tidak memiliki momentum kali ini dan lebih terdampak faktor sektoral seperti penurunan di sektor energi," jelas Ross Norman, CEO Sharps Pixley.

"Kami melihat harga emas dalam kisaran USD 1.215 - USD 1.240 untuk sisa tahun ini," tambah dia.

The dollar index yang merupakan indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lain naik dari posisi terlemah dalam dua minggu setelah komentar yang cukup hati-hati pejabat Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

The Fed memperkirakan bahwa prospek global dan data ekonomi AS yang lemah meningkatkan keraguan tentang laju kenaikan suku bunga mendatang.

The Fed telah menaikkan suku bunga tiga kali sepanjang tahun ini. Hal ini membuat harga emas mengalami tekanan karena harus bersaing dengan instrumen investasi seperti surat utang.

Selain itu, kenaikan suku bunga The Fed juga membuat nilai tukar dolar AS menguat dan berdampak buruk kepada emas karena harganya akan lebih mahal bagi mereka yang bertransaksi dengan mata uang di luar dolar AS.

Sementara kenaikan suku bunga keempat diharapkan bulan depan dan tiga lagi tahun depan. Mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters mengatakan risikonya adalah bahwa Fed akan memperlambat laju itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Prospek

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Di luar itu, ada sedikit prospek yang mampu mendorong kenaikan harga emas.

Tren penurunan saham global selama dua bulan terakhir memicu aliran terbatas ke dalam logam mulia. Emas menjadi instrumen safe haven pada saat ketidakpastian ekonomi atau politik.

"Ketegangan perdagangan tetap tinggi antara AS dan China, ekuitas global berada di bawah tekanan, sementara negosiasi Brexit terus menciptakan ketidakpastian di pasar, menjaga status safe haven emas tetap utuh," jelas analis MKS PAMP dalam sebuah catatan.

Investor kini mengawasi dengan cermat KTT G20 di Argentina yang dijadwalkan akhir bulan ini.

Dalam pertemuan tersebut Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping untuk membahas sengketa perdagangan mereka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya