Program BBM Satu Harga Telah Hadir di 96 Titik

Sebelum adanya program BBM Satu Harga, masyarakat di Loksado membeli BBM dengan harga rata-rata eceran Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu per liter.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Nov 2018, 09:45 WIB
Pengendara motor mengisi kendaraannya dengan BBM di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menerapkan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di 96 titik. Pemerintah menargetkan hingga akhir 2019 bisa menerapkan kebijakan BBM Satu Harga di 160 titik. 

Paling baru, penerapan BBM Satu Harga dilakukan di Desa Malinau, Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan Selatan, usai lembaga penyalur BBM Satu Harga resmi beroperasi di wilayah tersebut.

Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Patuan Alfon Simanjuntak mengatakan, kehadiran lembaga penyalur BBM satu harga di wilayah tersebut, merupakan wujud upaya kepedulian pemerintah terhadap masyarakat di wilayah-wilayah yang belum menikmati BBM dengan harga yang sama seperti di pulau Jawa.

Dia pun mengimbau, agar masyarakat bersama Pemerintah Daerah setempat untuk ikut mengawasi ketersediaan dan pendistribusian BBM satu harga di wilayahnya.

"Ini agar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan. Tidak boleh ada industri dan oknum yang menikmati program BBM satu harga untuk kepentingan pribadi,"kata Patuan, dikutip dari situs resmi Kementerin ESDM, Rabu (21/11/2018).

Terletak di Kecamatan Loksado di HSS berjarak sekitar 100 km dari Banjarmasin yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk sampai ke Loksado ditempuh lewat jalur darat dengan waktu sekitar 3 jam perjalanan dari Banjarmasin.

Sebelum adanya program BBM Satu Harga, masyarakat di Loksado membeli BBM dengan harga rata-rata eceran Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu per liter untuk Premium dan Rp 7 ribu Rp.10 ribu per liter untuk Biosolar tergantung stok ecerannya.

Dengan diresmikannya SPBU Kompak ini, masyarakat pedalaman Kalimantan Selatan tersebut dapat menikmati BBM dengan harga yang sama seperti di daerah lainnya di Indonesia yaitu untuk harga Premium sebesar Rp 6.450 per liter dan untuk Solar sebesar Rp 5.150 per liter.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BBM Satu Harga Untungkan Sektor Logistik dan Transportasi Masyarakat

Seorang petugas SPBU mengisi bahan bakar ke salah satu kendaraan di Kuningan, Jakarta, Senin (19/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Program BBM Satu Harga yang dilaksanakan PT Pertamina (Persero) berdampak positif bagi perekonomian wilayah setempat, seperti di Papua dan Papua Barat. Dampak terasa pada sektor logistik dan membantu kelancaran transportasi warga.

Pengamat ekonomi Universitas Cendrawasih Ferdinand Risamasu menyatakan, Program BBM Satu Harga, berdampak baik pada usaha dan bisnis transportasi, terlebih, yang berada di wilayah pegunungan. 

"Ongkos transportasi lebih murah secara proporsional. Sedangkan manfaat lain, adalah penurunan harga sebagian barang dan kebutuhan pokok," ujarnya seperti mengutip Antara, Senin (19/11/2018).

Dari berbagai manfaat program tersebut, Ferdinand menyebut bahwa peran Pertamina sangat besar, terlebih dalam mewujudkan program BBM Satu Harga.

BUMN tersebut juga harus menanggung biaya transportasi pada medan yang sangat sulit. Apalagi, transportasi di Papua dan Papua Barat tidak hanya di darat namun juga laut dan udara.

Dia mencontohkan titik BBM Satu Harga di Misool Utara Kabupaten Raja Ampat yang baru diresmikan pertengahan November 2018. Diperlukan waktu tempuh sekitar 17 jam dari Kota Sorong yang berjarak kurang lebih 207 km, dengan moda transportasi laut dan darat.

"Peran Pertamina sangat besar dalam mendistribusikan BBM. Jadi kita apresiasi peran Pertamina dalam mendukung suksesnya BBM Satu Harga," kata dia.

Namun demikian Ferdinand mengingatkan, agar pasokan terus dijaga supaya tidak terjadi kekosongan stok. Perlu intervensi pemerintah guna menjaga ketersediaan dan kestabilan stok serta harga BBM agar tidak dipermainkan oleh para pengusaha.

Hingga minggu kedua November 2018, Pertamina telah melakukan uji operasi 65 titik BBM Satu Harga dari 67 lokasi yang ditetapkan pemerintah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di seluruh Tanah Air.

Meski belum semua diresmikan pemerintah, namun lembaga penyalur di 65 titik sudah bisa melayani masyarakat.

Pada awal November, Pemerintah bersama Pertamina baru saja meresmikan BBM Satu Harga di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Sekitar dua pekan kemudian, titik BBM Satu Harga di Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat, tepatnya di Kampung Waigama Distrik Misool Utara, juga resmi beroperasi. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya