Liputan6.com, Los Angeles - Film adaptasi terbaru tentang si pencuri budiman Robin Hood baru saja dirilis di Indonesia pada November 2018 ini. Dibintangi aktor populer seperti Taron Egerton dan Jamie Foxx, mungkin banyak yang penasaran dengan film garapan Otto Bathurst ini.
Dalam film ini, Robin of Loxley (Taron Egerton), adalah seorang tentara Perang Salib yang hendak memberontak atas Kerajaan Inggris yang lalim. Ia, dibantu oleh komandannya, Little John (Jamie Foxx).
Baca Juga
Advertisement
Meski menjanjikan petualangan dan adegan laga yang padat di dalamnya, ternyata Robin Hood versi 2018 ini malah mengecewakan kritikus film.
Saat berita ini ditulis pada Rabu (21/11/2018), Robin Hood versi baru ini mencatat skor 14 persen di Rotten Tomatoes dan 34 di Metacritic.
Skenario yang Parah
Banyak kritikus yang menganggap bahwa Robin Hood versi 2018 ini membosankan karena terlalu banyak hal klise dan stereotip di dalamnya. Bahkan tak sedikit yang mengaku tak tahan saat menontonnya.
"Penuh dengan stereotip, skenario yang parah, dan sinematografi ala film 300 yang tidak pas, membuat tak ada yang sebenarnya menginginkan film ini, dan orang-orang tak harus terpaksa (menontonnya)," tulis Yolanda Machado dari The Wrap.
Ada pula yang merasa karakter-karakter dalam film ini tidak dikembangkan secara baik. Todd Mc Carthy dari The Hollywood Reporter misalnya, merasa aktor yang memerankan karakter-karakter utama dalam film ini pun tak melakukan performa maksimal. Perkecualiannya adalah Taron Egerton.
Advertisement
Aspek Visual
Sejumlah kritikus lain, menyayangkan film ini hanya menekankan aspek visual.
"Film kembung, tak istimewa yang terlalu banyak CGI-nya ini, tak terasa seperti mengambil dari yang kaya dan memberikannya pada si miskin. Maksudnya seperti mencuri dari Guy Ritchie, Batman, Two Face, tapi tak memberikan apa pun kepada penonton," tutur Peter Bradshaw dari The Guardian.