Liputan6.com, Jakarta - Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menilai, pernyataan Amien Rais adalah hal yang biasa saja. Menurut dia, hal itu merupakan bagian dari demokrasi.
"Ini kan negara demokrasi. Sah-sah saja," ucap Anwar kepada Liputan6.com, Rabu (21/11/2018).
Advertisement
Dia menuturkan, apa yang disampaikan Amien tersebut tidak masalah. Meskipun konteksnya adalah ingin menjewer telinga Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir.
"Ini biasa saja. Kan, Pak Amien itu orang tua. Kalau orang yang sudah tua biasa saja bicara seperti itu. Saya jewer itu, biasa saja. Enggak ada masalah, coba tanya Pak Haedar pasti enggak masalah itu," tukasnya.
Menurut Anwar, secara organisasi jelas Muhammadiyah harus bersikap netral. Namun, secara pribadi keanggotaan tidak boleh tidak bersikap.
"Sementara Pak Amien bicara dalam ranah pribadi dari anggota Muhammadiyah," ucap Anwar.
Karena itu, kata dia, tidak ada yang salah dalam ucapan Amien Rais. Karena memang itu omongan sesepuh.
"Memang Beliau adalah sesepuh kami. Jadi, kalau Beliau berkata demikian, maka umumnya warga Muhammadiyah tidak akan ada yang merasa tersinggung, termasuk saya yakin Pak Haedar sendiri," jelas Anwar.
Ucapan Amien Rais
Sebelumnya, Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amien Rais menegaskan akan menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir jika organisasinya tidak bersikap pada Pemilihan Presiden 2019.
"Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nasir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di pilres. Kalau sampai seperti itu, akan saya jewer," ujar Amien Rais di sela Tabligh Akbar dan Resepsi Milad ke-106 Masehi Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya, Selasa.
Menurut dia, bukan merupakan fatwa jika pimpinan menyerahkan sendiri-sendiri ke kader kepada siapa suaranya akan diberikan, sehingga dibutuhkan ketegasan demi terwujudnya pemimpin yang sesuai harapan.
PP Muhammadiyah, kata dia, tidak boleh diam saja atau tidak jelas sikapnya untuk menentukan pemimpin bangsa ini pada periode 2019-2024.
"Sekali lagi, kalau sampai itu dilakukan, maka akan saya jewer. Pemilihan presiden ini menentukan satu kursi dan jangan sampai bilang terserah," kata Ketua MPR periode 1999-2004 itu.
Mantan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional itu juga meminta Muhammadiyah menentukan sikap secara organisasi, selanjutnya disampaikan kepada umat sehingga pada 17 April 2019 sudah tidak terjadi perdebatan memilih.
"Pilih pemimpin yang beriman, diyakini dan tidak diragukan keislamannya. Tanpa harus saya sebut nama, pasti Muhammadiyah sudah tahu," kata dia.
Advertisement