Bawaslu Gandeng Organisasi dan Komunitas Jadi Pengawas TPS Pemilu 2019

Setelah dipetakan, Bawaslu Bali akan menyarankan dan mengajak untuk turut serta menjadi pengawas Pemilu 2019.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 21 Nov 2018, 21:29 WIB
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak suara saat menggunakan hak pilih pada pemungutan suara Pilkada Depok di TPS Kampung Pilkada RW 03, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Denpasar - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali akan menggandeng berbagai organisasi dan komunitas di daerahnya untuk menjaring para calon pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilu 2019 mendatang.

"Kami berusaha sedini mungkin mengidentifikasi calon-calon pengawas TPS, sehingga pada saatnya nanti saat perekrutan bisa berjalan lancar," ujar Ketua Bawaslu Provinsi Bali Ketut Ariyani, seperti dikutip dari Antara, Rabu (21/11/2018).

Dia menyebut, sejumlah organisasi yang menjadi target untuk perekrutan pengawas TPS seperti PKK, perkumpulan subak, tokoh-tokoh adat, tokoh masyarakat, dan sebagainya.

"Kami akan identifkasi dalam organisasi tersebut, berapa anggotanya yang sudah berusia minimal 25 tahun. Sebab, syarat minimal usia calon pengawas TPS adalah 25 tahun," ucapnya.

Setelah dipetakan, sambung Ariyani, selanjutnya Bawaslu Bali akan menyarankan dan mengajak mereka untuk turut serta menjadi pengawas TPS.

"Perekrutan resminya, nanti 23 hari sebelum hari pungut hitung," kata Ariyani.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Punya Harapan Khusus

Warga berada di bilik suara untuk mencoblos pada Pilkada Serentak 2018 di TPS 2 yang berada di dalam Museum Juang Taruna, Tangerang, Rabu (27/6). Warga Kota Tangerang menyalurkan suaranya dalam Pemilihan Walikota tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, Ariyani menaruh harapan khusus bagi kaum perempuan di Pulau Dewata untuk turut serta menjadi pengawas dalam Pemilu 2019 dan dapat menyalurkan hak pilihnya sesuai hati nurani.

"Kami mau kaum perempuan di sini maju, dan bangkit untuk menjadi pengawas pemilu, baik melalui pengawasan partisipatif maupun langsung menjadi pengawas," tutur dia.

Dari sisi kualitas, Ariyani melihat kaum hawa di Pulau Dewata sejatinya potensial untuk terjun sebagai pengawas, namun dihadapkan pada sejumlah kendala mulai dari lingkungan keluarga dan mungkin juga kurangnya pemahaman terkait peran pengawas Pemilu.

"Pengawasan partisipatif apalagi dilaksanakan oleh kaum perempuan, perannya sangat penting untuk turut menciptakan Pemilu yang berjalan lancar dan demokratis, di tengah jumlah pengawas Pemilu di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan yang terbatas," pungkas Ariyani.

Berdasarkan hasil rapat pleno terbuka KPU Bali mengenai rekapitulasi daftar pemilih tetap hasil perbaikan 2 (DPTHP-2), jumlah TPS di Bali pada Pemilu 2019 sebanyak 12.385 TPS yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.

Total jumlah pemilih sebanyak 3.133.445 orang yang terdiri dari pemilih laki-laki sejumlah 1.558.061 orang dan pemilih perempuan sebanyak 1.575.384 orang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya