Bukan LRT atau Kereta Cepat, Tol Cikampek Macet Akibat Proyek Elevated

Proyek LRT dan kereta cepat termasuk dalam proyek strategis nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2018, 18:45 WIB
Progres pengerjaan proyek jalan tol layang atau Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated sampai akhir Juli telah mencapai 40 persen (Maulandy/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menghentikan sementara dua proyek infrastruktur yakni pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dan proyek LRT Jabodetabek.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, langkah tersebut diambil guna mengurangi kemacetan yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek (Japek).

Merespon hal ini, Peneliti Institute Studi Transportasi Deddy Herlambang menilai langkah tersebut kurang efektif. Apalagi kedua proyek infrastruktur tersebut termasuk dalam proyek strategis nasional.

"LRT dan KA cepat itu proyek strategis nasional. Jadi apa mungkin bisa dihentikan sementara? Lagian yang bikin macet itu malah elevated tol ke Cikampek," ucapnya saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (21/11/2018).

Dia pun menjelaskan, pemberhentian sementara kedua proyek tidak akan berdampak besar untuk mengurangi kemacetan yang mengular.

"Kalau dihentikan ya seperti semula flow-nya. Lagian juga KA cepat sendiri kan belum mulai, sedangkan LRT sendiri 80-90 persen sudah hampir selesai. Jadi bukan LRT yang membuat macet," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Hengki Angkasawan menilai pemberhentian kedua proyek membawa dampak besar untuk kurangi kemacetan. Itu lantaran Kemenhub sendiri telah mengkaji ruas mana saja yang ramai dilalui kendaraan.

"Jadi penghentian sementara ini hanya dilakukan pada ruas yang bersinggungan dengan tol Jakarta-Cikampek (Japek) saja, bukan yang lain. Ini khususnya di interchange Cikunir yang sangat mempengaruhi kelancaran di tol Japek," dia menambahkan.

Hengki mengatakan, Kemenhub fokus mengatasi pada ruas-ruas tersebut. "Jadi hanya pada ruas yang bersinggungan dengan tol Japek. Segmen diluar itu masih tetap jalan seperti biasa," tutur dia.

"Dan jelas sangat berdampak untuk kurangi kemacetan. Karena hasil pantauan kami pengerjaan kegiatan-kegiatan disitu memakan 2 lajur sehingga menghambat kelancaran arus lalu lintas," tambah dia.

Tak hanya itu, kata Hengky, pemerintah juga telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengurangi tingkat kemacetan di tol Japek itu. Diantaranya dengan kebijakan pemerlakukan ganjil-genap di gerbang tol Bekasi Barat, Bekasi Timur dan sedang disosialisasikan di GT Tambun.

"Kemudian, pembatasan jam operasional angkutan barang golongan III, IV dan V yang melintas di Tol Japek, serta pemberlakuan lajur khusus angkutan bus di tol yang berlaku setiap Senin sampai Jum’at pukul 06.00 – 09.00 WIB kecuali hari libur nasional," ujarnya.

Sebagai kompensasi, demikian dia, pemerintah melalui BPTJ menyediakan angkutan masal yaitu bus premium. Hal ini sebagai transportasi pilihan selain kendaraan pribadi bagi masyarakat yang ingin menuju ke arah Jakarta.

“Kemarin bapak Menhub mengatakan pemberlakuan ganjil genap dan pembatasan jam operasional angkutan barang akan di perpanjang menjadi mulai pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB agar lebih berdampak pada meningkatnya kelancaran lalu lintas di jalan bebas hambatan tersebut,” tandas dia.


Proyek Kereta Cepat dan LRT Ditunda, Ini Kata Bos Kadin

Antrean kendaraan melintasi ruas Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Rabu (13/6). Pada H-2 Lebaran, kepadatan di ruas tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena penyempitan jalur, lantaran ada proyek pembangunan LRT dan Tol Elevated. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghentikan sementara pengerjaan dua proyek infrastruktur yakni kereta cepat Jakarta Bandung oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan proyek LRT Jabodebek di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) kilometer 11 sampai dengan 17.

Penghentian sementara ini demi mengurangi kepadatan lalu lintas, dikarenakan lokasi tersebut menjadi titik terpadat terjadinya kemacetan.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Roesan Perkasa Roeslani mengatakan, dengan penundaan secara otomastis penyelesaian dua proyek tersebut bergeser dari target awal.

Meski begitu, secara dampak dikatakan baru akan terilihat setelah beberapa lama. "Saya mungkin dalam hal ini karena memang belum di bikin ya, ya gimana gitu (secara dampak belum)," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Di sisi lain, Roesan mengakui jika dua proyek ini memiliki nilai tinggi secara perekonomian bagi Indonesia. Apabila cepat dirampungkan akan lebih baik karena bisa mendongkrak perekonomian bagi daerah-daerah tersebut.

"Ya kalau menurut saya sih diharapkan dengan adanya kereta cepat itu kan daerah akan tumbuh, mungkin itu akan masih kita lihat lagi kan tadi harapannya sektor sektor ekonomi pasti akan tumbuh," terang dia.

Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta kepada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk tidak berkegiatan di sekitar Tol Japek terlebih dulu.

Dia menyarankan untuk melakukan pengerjaan di tempat lainnya. Sementara untuk proyek LRT juga diminta untuk ditunda pengerjaannya beberapa bulan ke depan.

"Kita putuskan LRT dan KCIC tidak berkonstruksi di daerah kilometer 11-17 tidak ada kegiatan di sana," tutur dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya