Liputan6.com, Brasilia - Sekitar 200 juta gundukan tanah yang dibangun oleh rayap di Brasil selama ribuan tahun dilaporkan terpantau dari angkasa luar. Penampakan tersebut terlihat karena begitu besarnya rumah rayap.
Seperti dikutip dari Fox News, Kamis (22/11/2018), gundukan-gundukan buatan rayap itu sebagian besar tersembunyi di situs tersebut hingga para peneliti menemukannya setelah membersihkan bagian-bagian hutan caatinga yang kering dan padat di timur laut Brasil.
Advertisement
Peneliti yang mempelajari komposisi dan usia gundukan itu merilis temuan mereka dalam jurnal ilmiah Cell Biology bulan ini. Dipimpin oleh Stephen Martin, para ilmuwan dari University of Salford di Manchester mempelajari struktur tersebut.
Menurut laporan, 200 juta sarang rayap itu dibangun selama jangka waktu 4.000 tahun dan terdiri dari sekitar 50.970L tanah.
Jika digabungkan, para peneliti memperkirakan gundukan-gundukan ini, yang masih dihuni oleh koloni rayap, mencakup wilayah seluas Inggris Raya.
"Jumlah tanah yang digali dari gundukan raksasa ini akan setara dengan Piramida Giza, dan merupakan salah satu struktur terbesar yang dibangun oleh satu spesies serangga," demikian Martin menyimpulkan.
"Setiap gundukan rayap memiliki tinggi sekitar 2,4 meter dan berdiameter sekitar 9 meter," tutur para peneliti.
Mereka memaparkan bahwa selama ribuan tahun spesies tunggal rayap itu mengumpulkan kotoran, untuk membangun terowongan dan tanah yang saling terhubung untuk membuat gundukan.
Rayap-rayap itu membuatnya sambil berpesta di dedaunan mati dari hutan tropis Caatinga di dekatnya.
Seorang peneliti dari Universidade Estadual de Feira de Santana Brasil, Roy Funch, mengatakan bahwa strukturnya kuno dan sangat mengesankan.
"Ini rupanya upaya bio-engineering paling luas di dunia oleh satu spesies serangga. Mungkin yang paling menarik dari semuanya, gundukan itu berusia sangat tua - mencapai 4.000 tahun, mirip dengan usia piramida," kata Funch.
Saksikan juga video berikut ini:
Seusia Gundukan Buatan Rayap Tertua di Dunia?
Menurut penelitian, gundukan diperkirakan memiliki usia yang sama dengan gundukan rayap tertua di dunia yang ditemukan di Afrika.
"Sampel-sampel tanah yang dikumpulkan dari 11 gundukan dan diperkirakan usianya ... menunjukkan pembuatan gundukan antara 690 hingga 3.820 tahun yang lalu," jelas studi tersebut.
Menurut Martin, spesies rayap tunggal diyakini bertanggung jawab atas pekerjaan yang rumit dan jaringan yang mereka bangun secara efektif memungkinkan mereka untuk "mengakses daun mati untuk makan dengan aman dan langsung dari lantai hutan".
"Sangat luar biasa bahwa di zaman sekarang ini, Anda dapat menemukan keajaiban biologis yang 'tidak diketahui' dari ukuran dan usianya yang masih eksis hingga kini, bersama dengan para penghuni (rayap) di dalamnya," jelas Martin.
Advertisement