Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu menguat usai terjadi aksi jual dalam dua hari. Penguatan wall street didorong saham energi dan teknologi, tetapi tersendat menjelang akhir sesi karena saham Apple.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones mendatar di posisi 24.464,69. Sementara itu, indeks saham S&P 500 naik tipis 8,04 poin atau 0,30 persen menjadi 2.649,93 dan indeks saham Nasdaq bertambah 63,43 poin atau 0,92 persen ke posisi 6.972,25.
Kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan global dan memuncaknya pendapatan perusahaan telah melemahkan risiko dalam beberapa bulan terakhir. Direktur Pelaksaksana Robert W.Baird, Michael Antonell menuturkan, pelemahan jelang akhir sesi terkait aksi jual dalam volume perdagangan yang tipis. Ini merupakan kekecewaan di pasar.
Baca Juga
Advertisement
“Ini termasuk akhir yang buruk. Tidak ada cara untuk mengatakan sebaliknya. Semua melihat salah satu penyebabnya Apple. Dibuka sangat kuat dan bergerak ke zona merah sehingga melihat penurunan belum berakhir,” ujar dia, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (22/11/2018).
Indeks saham teknologi S&P naik 0,6 persen dibantu kenaikan saham Autodesk Inc menguat 9,7 persen. Sedangkan saham Apple Inc turun 0,1 persen menjadi USD 176,78 usai diperdagangkan di posisi USD 180,27.
Penguatan saham Autodesk didorong laporan hasil kinerja kuartal III yang di atas perkiraan analis di wall street. Selain itu, perseroan juga umumkan pembelian perusahaan perangkat lunak berbasis cloud PlanGrid sebesar USD 875 juta.
Selanjutnya
Selain itu, indeks sektor saham energi S&P naik 1,6 persen seiring harga minyak yang stabil usai melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat. Indeks saham CBOE yang ukur kecemasan investor turun 1,6 poin ke posisi 20,8. Pelaku pasar pun memperkirakan pasar aham tetap bergejolak hingga beberapa minggu mendatang.
Volume perdagangan saham di Wall Street tercatat 6,5 miliar saham. Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata perdagangan saham 8,5 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.
“Ini adalah pemulihan yang hati-hati dan terukur untuk kembali menguat. Minyak pun membawa peningkatan di saham,” ujar John Carey, Direktur Amundi Pioneer Asset Management.
Adapun saham-saham yang menguat antara lain saham Foot Locker Inc melonjak 14,9 persen usai penjualan toko ritel itu mengalahkan harapan. Saham Gap Inc menguat 4,7 persen usai pelaku pasar merespons positif rencana CEO Gap Inc Arthur Peck yang agresif menutup toko berkinerja buruk.
Adanya laporan MNI yang mengatakan bank sentral AS atau the Federal Reserve dapat hentikan silus kenaikan suku bunga juga membantu kenaikan wall street.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement