Penjualan Alang-Alang di Bali Meningkat

Masyarakat Bali mulai banyak memesan alang-alang kering untuk atap rumah mereka. Karena jumlah pesanan meningkat, pedagang alang-alang memesan bahan baku dari Nusatenggara Barat.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Jul 2002, 07:31 WIB
Liputan6.com, Denpasar: Permintaan anyaman alang-alang kering untuk atap rumah tradisional di Bali terus meningkat. Untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan, sejak enam bulan silam pedagang di Bali mendatangkan bahan tersebut dari Nusatenggara Barat. Hal ini dikatakan seorang pedagang alang-alang Tono Widodo, baru-baru ini.

Menurut Tono, setiap bulannya rata-rata perajin atap rumah tradisional mendatangkan alang-alang sebanyak 40 ton. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Sebab, banyak masyarakat yang ingin membangun atap rumah (balai timur dan utara), balai bengong (joglo), lumbung, dan atap rumah dari bahan alang-alang.

Sejak awal Januari 2002, Tono mengaku mampu menjual 300 hingga 500 lembar atap alang-alang setiap pekannya. Untuk alang-alang kelas satu, ia menjualnya dengan harga Rp 12 ribu per lembar. Sedangkan untuk alang-alang kelas dua dan tiga, harganya sekitar Rp 10 ribu dan Rp 7 ribu.

Dengan mulai ramainya kembali wisatawan mancanegara di Bali, Tono memperkirakan, ekspor alang-alang juga akan meningkat. Apalagi, saat ini ia sedang mempersiapkan ekspor alang-alang ke Prancis. Bila dihitung-hitung, setiap bulannya ia mampu mengekspor alang-alang ke Eropa dan Amerika Serikat senilai hampir Rp 100 juta.(ULF/Iwan Gunawan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya