Kemenkeu Minta Bank Daerah Ikut Majukan Ekonomi

Pemerintah terus mendorong perbankan daerah agar terus menggenjot penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

oleh Merdeka.com diperbarui 22 Nov 2018, 15:24 WIB
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta industri perbankan terutama Bank Pembangunan Daerah untuk lebih aktif lagi ikut mendorong ekonomi inklusif dengan terus mengembangkan bisnisnya guna memajukan daerah.

Wakil Menteri Keuangan RI, Mardiasmo mengatakan, ekonomi suatu daerah tidak bisa lepas dari industri perbankan di daerah tersebut.

"Pembangunan daerah itu tergantung banknya kalau pembangunan daerah tidak bisa maju BPD apa gunanya, BPD itu diciptakan supaya inklusif," kata Mardiasmo di acara Seminar Nasional The Consumer Banking Forum, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Mardiasmo meminta BPD untuk memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki agar dapat lebih mendorong perekonomian masyarakat daerah.

"Bank itu hanya funding dan lending, BPD kan uangnya udah captive market, sebagian besar dana dari pemerintah itu ada di BPD ada dana desa dana kelurahan," ujarnya.

Selain itu, Mardiasmo mengatakan pemerintah juga terus mendorong perbankan daerah agar terus menggenjot penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) miliknya dengan berkerjasama dengan bank buku 4 lainnya seperti dengan BRI.

"BPD mestinya lebih jauh salurkan apalagi sekarang ada dana KUR yang lebih murah, sebab kita keluarkan subsidi KUR terus," tutupnya.

Sebagai informasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat kredit usaha rakyat (KUR) yang sudah disalurkan hingga akhir September 2018 telah mencapai Rp 100 triliun. Angka Rp 100 triliun setara dengan 81 persen dari target Rp 123,63 triliun.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kredit Perbankan Tetap Bisa Tumbuh Double Digit di 2019

Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menyatakan, angka penyaluran kredit perbankan tidak akan goyah meskipun Bank Indonesia (Bank Indonesia) meninggikan suku bunga acuan hingga menyentuh angka 7 persen. 

"Walaupun BI akan menaikan dua sampai empat kali suku bunga acuan hingga kisaran 6,75 sampai 7 persen pada 2019, kita memperkirakan ini tak akan mengganggu penyaluran kredit perbankan," ucap dia di Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Perkiraan BI yang hendak menaikan suku bunga acuan memang kencang, lantaran The Fed selaku bank sentral AS diduga bakal kembali meninggikannya pada akhir tahun ini. Namun begitu, Piter menilai, kredit perbankan tidak begitu dipengaruhi oleh nominal suku bunga acuan yang ditetapkan BI.

"Kredit itu yang lebih berpengaruh demand of kredit, yang dipengaruhi oleh pasar. Ini lebih di-drive oleh harga komoditas," dia menambahkan.

Lebih lanjut, ia juga menduga, penyaluran kredit perbankan pada 2019 nanti masih dapat mencapai angka maksimal 12 persen.

"Kita perkirakan, penyaluran kredit perbankan lebih baik dari 2011, tapi lebih menurun dari 2018. Proyeksi kami, pertumbuhan kredit pada tahun 2019 berada di kisaran 11-12 persen," jelas dia

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya