Liputan6.com, Washington D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan apresiasinya terhadap turunnya harga minyak. Tidak lupa, ia berterima kasih ke Arab Saudi dan meminta agar harganya turun lagi.
"Harga minyak semakin turun. Hebat! Bagaikan potongan pajak bagi Amerika dan Dunia. Nikmatilah! USD 54, tadinya USD 82. Terima kasih Arab Saudi, tetapi mari turunkan lagi!" ujar Trump lewat akun Twitternya.
Baca Juga
Advertisement
Bersamaan dengan turunnya harga minyak mentah AS, minyak mentah Brent turun ke bawah USD 65 per barel dari harga Oktober lalu mencapai USD 86, tertinggi selama empat tahun. Turunnya harga minyak juga akan segara dirasakan oleh perekonomian global, demikian laporan AP.
Cuitan Donald Trump juga dipandang berkontribusi terhadap turunnya harga minyak. Pada 12 November lalu, Trump meminta agar Arab Saudi tidak mengurangi produksi minyak.
"Semoga Arab Saudi dan OPEC tidak akan mengurangi produksi minyak. Harga minyak seharusnya lebih rendah berdasarkan suplai!" ujar Trump.
International Energy Agency menyatakan, melimpahya persediaan minyak global adalah tanda positif untuk negara berkembang yang menyaksikan naiknya harga bahan bakar karena mata uang dolar semakin kuat. AS, Arab Saudi, dan Rusia juga tengah meningkatkan produksi karena dibayangi sanksi Trump ke Iran.
Sementara, analis dari Commerzbank menyebut, Saudi meningkatkan produksi minyak juga sebagai langkah menghindari sanksi AS akibat kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Pangeran Mahkota Mohammed Bin Salman disebut CIA sebagai dalangnya, namun Donald Trump masih belum mengambil langkah keras.
Harga Minyak Turun, Kementerian ESDM Minta Badan Usaha Turunkan Harga BBM Nonsubsidi
Harga minyak dunia terus turun, bahkan sempat menyentuh level USD 57 per barel. Melihat kondisi tersebut Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memanggil badan usaha penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menurunkan harga BBM nonsubsidi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, harga minyak dunia yang tertekan merupakan hal baik untuk kegiatan hilir. Atas kondisi penurunan harga minyak tersebut, seharusnya harga BBM nonsubsidi ikut menyesuaikannya.
"Kalau harga minyak turun, harus turun," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, 21 November 2018.
Djoko mengaku, akan memanggil badan usaha yang melakukan kegiatan penjualan BBM nonsubsidi, untuk meminta menyesuaikan harga dengan penurunan harga minyak dunia.
"Ya nanti semua perusahaan yang jual BBM non subsidi, kita mau panggil untuk nurunin harganya," tutur dia.
Namun menurut Djoko, penurunan harga BBM nonsubsidi tidak bisa dilakukan secara langsung. Lantaran, pemerintah juga memikirkan badan usaha yang membeli BBM ketika harga lebih tinggi.
"Begini, mereka sudah impor pakai harga lama. Harga minyaknya baru turun sekarang. Yang beli sekarang mungkin untuk dijual bulan depan atau kapan. Kita belum tahu. Enggak bisa harga dunia turun, sekarang harus turun. Semakin cepat makin bagus," ujar dia.
Advertisement