Ban Tak Memiliki Garis Tengah, Bisa Dipakai Saat Hujan?

Umumnya, ban memiliki ulir kembangan yang berada di bagian tengah. Jika bagian ini tidak ada, apakah masih aman digunakan kala hujan?

oleh Herdi Muhardi diperbarui 23 Nov 2018, 10:04 WIB
Pirelli Diablo Rosso Corsa II (Arief A/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ban sepeda motor memiliki alur garis yang menjorok beberapa millimeter di bagian tengah yang mengelilingi permukaan.

Menurut Brand Manager PT Multistrada Arah Sarana (merek ban Corsa dan Achiles), Salomon Manalu, garis tengah bisa bermanfaat ketika menerobos air.

“Kalau air sudah terbuang sebanyak-banyaknya maka ban bisa bersentuhan langsung dengan permukaan jalan,” ujar Salomon, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Namun dalam beberapa tahun terakhir, ternyata para pabrikan ban menghilangkan alur garis tengah.

Menanggapi hal tersebut, Salomon menerangkan, hal itu dikarenakan pabrikan ban telah memiliki berbagai teknologi kompon yang sudah semakin maju.

“Teknologi kompon saat ini bisa mengendalikan air sehingga tanpa garis tengah ban punya daya cengkeramnya lebih baik. Sehingga bisa mengakomodir tingkat kelengketan yang baik pula,” ucap Salomon.

Akan tetapi Salomon tak menampik, jika alur garis tengah masih banyak digunakan untuk memecah air, terutama pada ban bagian depan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Waspada Ban Rekondisi, Ini 4 Cara untuk Mengenalinya

Ban jadi salah satu komponen vital pada kendaraan baik mobil maupun sepeda motor. Karena itu, ban yang bersentuhan langsung dengan aspal, harus selalu tampil prima agar dapat membuat laju kendaraan secara stabil.

Meski begitu, bagi Anda yang ingin mengganti ban, ada baiknya tetap berhati-hati ketika memilih. Pasalnya, ada beberapa oknum penjual ban ‘nakal’ yang menjual dagangannya bukan dalam kondisi baru, melainkan bekas.

 

 
 

 

Menurut Brand Manager PT Multistrada Arah Sarana (merek ban Corsa dan Achiles), Salomon Manalu, untuk membedakan ban bukan lagi baru atau rekondisi bisa dilihat secara kasat mata.

“Pertama, sebetulnya kita bisa lihat dari garis warna yang ada pada ban tersebut. Kalau dibuka tidak ada garis warna di telapaknya itu dipastikan bukan ban baru,” jelas Salomon saat ditemui wartawan di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Cara yang kedua, bisa dilihat dari bentuk ulir atau alur tapak ban. Kata Salomon, biasanya ban yang sudah direkondisi ulir bannya tidak terlalu rapih.

“Karena mereka mencungkil ulang. Nah, ketika dicungkil ulang biasanya tidak rata,” ucap Salomon.

Ketiga, wrapping atau pembukus ban bekas atau rekondisi, biasanya lebih kusam daripada ban baru. Keempat, tentu saja harga jual akan jauh lebih murah. Hal ini dikarenakan tidak ada biaya produksi.

“Karena mereka memang cuma diulir ulang,” katanya.

Ban bekas dengan rekondisi memang beredar dan terlihat baru. Hanya saja, ban sendiri memiliki batasan umur kedalaman pada bagian tapak, setidaknya kedalaman ban tidak boleh mencapai satu millimeter.

Adapun jika salah satu agar mendapatkan ban asli dan baru, ada baiknya membeli di showroomatau toko ban resmi yang kini sudah banyak beredar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya