Kasus Malaria Meningkat, 80 Persen Terjadi di Negara-Negara Ini

Kasus malaria sempat turun, tapi WHO mengatakan secara global jumlahnya naik terutama terjadi di negara-negara berikut. Termasuk Indonesia?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Nov 2018, 14:00 WIB
Salah satu hewan yang mampu menularkan malaria adalah nyamuk (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kasus malaria yang sempat menurun kini kembali menjadi perhatian dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan kenaikan penyakit tersebut yang terjadi secara global.

Dilansir dari News18.com pada Jumat (23/11/2018), laporan terbaru WHO mengungkapkan bahwa kasus baru terus menurun hingga 2016. Namun, di 2017 terjadi peningkatkan menjadi 219 juta kasus dari sebelumnya 217 juta kasus. Padahal, WHO menargetkan 40 persen tingkat kematian akibat malaria bisa ditekan pada 2020.

India dan 15 negara lain di Afrika sub-Sahara menyumbang hampir 80 persen dari kasus malaria yang dilaporkan secara global tahun lalu. Setidaknya 1,25 miliar penduduk India berisiko tertular penyakit tersebut.

Lalu, lima negara yang menyumbang angka malaria paling tinggi adalah: Nigeria (25 persen), Republik Demokratik Kongo (11 persen), Mozambik (5 persen) India dan Uganda masing-masing sebesar 4 persen. Di beberapa negara Afrika sendiri dilaporkan terjadi peningkatan kasus malaria dari 2016 ke 2017.

Dari semua negara tersebut, Nigeria, Madagaskar, dan Republik Demokratik Kongo memiliki perkiraan peningkatan tertinggi. Totalnya lebih dari setengah juta kasus.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Negara dengan kematian tertinggi

Laporan itu juga menyebutkan, hampir 80 persen kematian akibat malaria secara global di 2017, terkonsentarsi di 17 negara di wilayah Afrika dan India.

Tujuh yang paling tinggi dari negara-negara tersebut adalah: Nigeria (19 persen), Republik Demokratik Kongo (11 persen), Burkina Faso (6 persen), Tanzania (5 persen), Sierra Leone (4 persen), Niger (4 persen) dan India (4 persen).

Walaup masih berada di deretan atas, India dianggap sebagai negara mampu mendeteksi tingkat kegagalan pengobatan tinggi dan menanggapinya dengan mengubah kebijakan pengobatan di negaranya.

 


India dan Indonesia berada di jalur yang tepat

Alat pengecekan malaria

WHO menyatakan bahwa India dan Indonesia adalah dua negara yang berada di jalur tepat untuk mencapai 40 persen pengurangan kasus di tahun 2020.

"Dunia menghadapi kenyataan baru, progresnya stagnan. Kita dalam risiko menghabiskan bertahun-tahun kerja keras, investasi, dan kesuksesan dalam mengurangi jumlah orang yang menderita penyakit ini," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Kami menyadari kita harus melakukan sesuatu yang berbeda sekarang," tambahnya.

Sementara itu, Paraguay telah menjadi negara yang mendapatkan sertifikasi bebas malaria. Mereka menjadi negara pertama di Amerika yang menerima status tersebut dalam 45 tahun.

Jumlah negara yang mendekati status eliminasi malaria bertambah dari 37 persen menjadi 46 persen. Aljazair, Argentina, dan Uzbekistan telah meminta sertifikasi tersebut dari WHO.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya