Liputan6.com, Jakarta: Musim hujan telah tiba. Bagi sebagian kalangan, ini memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kehidupannya. Namun meski demikian, tak ada salahnya bila kita harus waspada terhadap ragam penyakit yang muncul saat pergantian musim itu hadir.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan datangnya musim hujan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit. Biasanya pada musim ini, penyakit yang muncul disebabkan bakteri dan parasit, terutama pada wilayah yang rawan banjir.
Saat banjir melanda, beragam kuman yang berasal dari "septic tank" dan kotoran hewan terangkat hanyut terbawa arus air yang bisa mengkontaminasi bahan pangan, air atau langsung mengingfeksi manusia.
"Dampaknya kita bisa terserang diare, disentri, cacingan, dan bahkan leptospirosis," ujarnya pada kantor berita Antara.
Selain itu, penyakit demam berdarah kerap menyerang sebagian mereka yang tak memiliki daya tubuh kuat. Saat musim lembab, menjadikan nyamuk Aedes Aegypti meningkatkan proses perkembangbiakan nyamuk. "Saat peralihan musim penghujan ke musim kemarau perlu diwaspadai penyakit demam berdarah akibat tingginya populasi nyamuk demam berdarah pada masa itu karena banyaknya tempat perindukan," papar Tjandra, Senin (16/1).
Karenanya, ia menekankan pada masyarakat agar menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama dalam hal penggunaan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun, penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar.
Dan agar ketahanan tubuh tetap stabil, ia menyarankan agar banyak mengonsumsi air putih yang cukup, buah dan sayur di tiap hari. Penggunaan alat pelindung, seperti masker dan sepatu boot saat banjir disarankan untuk menghindari infeksi leptospira yang bisa menyebabkan pembesaran limpa, jaundice, dan nefritis. (MEL)
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan datangnya musim hujan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit. Biasanya pada musim ini, penyakit yang muncul disebabkan bakteri dan parasit, terutama pada wilayah yang rawan banjir.
Saat banjir melanda, beragam kuman yang berasal dari "septic tank" dan kotoran hewan terangkat hanyut terbawa arus air yang bisa mengkontaminasi bahan pangan, air atau langsung mengingfeksi manusia.
"Dampaknya kita bisa terserang diare, disentri, cacingan, dan bahkan leptospirosis," ujarnya pada kantor berita Antara.
Selain itu, penyakit demam berdarah kerap menyerang sebagian mereka yang tak memiliki daya tubuh kuat. Saat musim lembab, menjadikan nyamuk Aedes Aegypti meningkatkan proses perkembangbiakan nyamuk. "Saat peralihan musim penghujan ke musim kemarau perlu diwaspadai penyakit demam berdarah akibat tingginya populasi nyamuk demam berdarah pada masa itu karena banyaknya tempat perindukan," papar Tjandra, Senin (16/1).
Karenanya, ia menekankan pada masyarakat agar menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama dalam hal penggunaan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun, penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar.
Dan agar ketahanan tubuh tetap stabil, ia menyarankan agar banyak mengonsumsi air putih yang cukup, buah dan sayur di tiap hari. Penggunaan alat pelindung, seperti masker dan sepatu boot saat banjir disarankan untuk menghindari infeksi leptospira yang bisa menyebabkan pembesaran limpa, jaundice, dan nefritis. (MEL)