Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat (AS) dilaporkan berusaha memengaruhi negara lain untuk tidak menggunakan produk Huawei.
Laporan ini menyeruak ke permukaan, usai dua orang senator AS pada bulan lalu disebut mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyarankannya tidak menggunakan teknologi Huawei dalam pembangunan jaringan 5G Kanada.
Dilansir Phone Arena, Sabtu (24/11/2018), surat itu dikirim empat bulan setelah anggota parlemen senior AS mendesak Kanada untuk mempertimbangkan Huawei sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.
Sementara di AS sendiri, Huawei dan manufaktur Tiongkok lain, ZTE, telah sejak lama dianggap mengancam keamanan negara tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Kemunculan persoalan ancaman keamanan nasional ini disebabkan spekulasi produk kedua perusahaan tersebut memata-matai konsumen dan perusahaan AS, serta mengirimkan informasinya ke Pemerintah Tiongkok.
Pada awal tahun ini, Pemerintah AS diduga meminta operator setempat, AT&T dan Verizon, membatalkan rencana menjadi mitra Huawei untuk merilis Mate 10 Pro di toko-tokonya.
Lebih lanjut, Wall Street Journal menyebutkan AS terus memperluas upayanya "menjegal" Huawei, tidak hanya dengan membujuk Kanada. AS disebut telah membicarakan perihal masalah ini dengan sejumlah negara lain yang sudah menggunakan peralatan jaringan Huawei, termasuk Jerman, Italia, dan Jepang.
Menurut laporan, AS sedang mempertimbangkan peningkatan jumlah bantuan keuangan kepada negara-negara tersebut untuk pembangunan telekomunikasi, jika mereka berjanji tidak menggunakan produk milik perusahaan Tiongkok.
Pasar Huawei
Huawei tidak hanya memegang porsi cukup besar di pasar smartphone, tapi juga untuk peralatan jaringan. Perusahaan disebut memimpin pasar di wilayah Eropa dan Asia Pasifik.
Sementara itu kompetitornya, Nokia, memimpin pasar di Amerika Utara. Posisi berikutnya ditempati Ericsson.
Secara global, Huawei memiliki 22 persen pasar peralatan telekomunikasi global. Nokia dan Ericsson dengan masing-masing 13 dan 11 persen. Perusahaan jaringan Tiongkok lain, ZTE, memiliki 10 persen pangsa pasar.
Kendati terus diserang dengan tudingan sebagai ancaman keamanan nasional, Huawei dan ZTE selalu menampiknya.
Selama beberapa tahun terakhir, keduanya menegaskan produk-produk mereka tidak pernah mengumpulkan informasi untuk Pemerintah Tiongkok.
Pihak Huawei pun mengeluarkan pernyataan pada Jumat (23/11/2018) terkait laporan tentang upaya AS memperluas pengaruhnya ke negara-negara lain.
"Kami kaget dengan perilaku Pemerintah AS. Jika perilaku sebuah pemerintah melampaui yuridiksinya, maka aktivitas tersebut tidak boleh didukung," ungkap pihak Huawei.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement