Belum Meluncur, Roket Raksasa Elon Musk Sudah Ganti Nama

BFR selama ini menjadi nama roket yang masih dalam tahap pengembangan tersebut. Sebelumnya, sempat beredar rumor ejekan terkait nama roket ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2018, 12:00 WIB
Elon Musk. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - CEO SpaceX Elon Musk, mengumumkan perubahan nama roket raksasanya, BFR (Big Falcon Rocket) menjadi Starship.

Roket ini diklaim mampu mengangkut manusia menuju bulan berlanjut ke Mars dalam waktu satu hari penerbangan.

BFR selama ini menjadi nama roket yang masih dalam tahap pengembangan tersebut. Sebelumnya, sempat beredar rumor ejekan terkait nama roket ini.

"Aku memutuskan mengganti nama BFR menjadi Starship," tulis Musk di akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip dari Alarabiya, Sabtu (24/11/2018).

Pada September lalu, seorang miliarder Jepang mendeklarasikan diri sebagai orang pertama yang bakal menaiki BFR untuk mengelilingi bulan.

Paling cepat, perjalanan tersebut dijadwalkan berlangsung pada 2023 nanti, sekaligus menandai peluncuran BFR.

Roket setinggi 188 meter itu dibangun dalam dua bagian. Bagian pertama yaitu badan roket yang dibekali sistem mesin dan bahan bakar dijuluki "Super Heavy" .

Sementara bagian kedua yaitu 'Starship'. Ini adalah pesawat ulang alik yang akan membawa penumpang berkeliling ruang angkasa.

Musk sendiri telah mengestimasi kebutuhan biaya pembangunan roket tersebut bakal mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 73 triliun.

Berdasarkan gambar modelnya, roket ini berbentuk menyerupai pesawat yang telah membawa para astronot AS sebanyak 136 kali mulai 1981 hingga 2011.

Musk mengklaim Starship dapat menampung 100 orang penumpang. Saat diluncurkan nanti, roket ini diklaim bisa menjangkau bulan dan Mars dalam rangka menjadikan manusia bumi sebagai spesies antar-planet.


Miliarder Jepang Jadi Turis Pertama yang Bakal Melancong ke Bulan?

Yusaku Maezawa dan Elon Musk. Dok: akun twitter resmi Yusaku Maezawa

Diwartakan sebelumnya, perusahaan antariksa swasta SpaceX mengumumkan rencana untuk mengirim penumpang pertama dalam perjalanan ke Bulan.

CEO SpaceX, Elon Musk, juga sudah mengungkap sedikit soal siapa orang beruntung yang bakal pertama kali menjajal sensasi terbang ke Bulan.

Meski ia tidak mengumbaar siapa orangnya secara gamblang, Elon Musk sudah sedikit memberikan bocoran soal siapa sosok tersebut.

Dalam akun Twitter resminya, @elonmusk, seorang warganet bertanya kepada Elon Musk siapa sosok yang akan pergi ke Bulan.

Banyak yang mengira, orang pertama yang bakal pergi ke Bulan dengan SpaceX adalah Elon Musk sendiri.

"Elon, pasti kamu bukan?" ujar warganet@AntVenom. Elon Musk hanya membalasnya dengan emoji bendera Jepang.

Emoji tersebut jelas menggambarkan kalau orang yang akan pergi ke Bulan dengan SpaceX tak lain adalah berkebangsaan Jepang.

Banyak yang menebak, orang yang dimaksud adalah seorang miliarder asal Jepang yang kebetulan juga merupakan pecinta luar angkasa, yakni Daisuke Enomoto.

Adapun warganet lain justru menduga orang Jepang yang dimaksud adalah CEO SoftBank Masayoshi Son.


Big Falcon Rocket

Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Dalam keterangan lewat Twitter, disebutkan bahwa pesawat yang akan digunakan membawa penumpang pertama SpaceX adalah Big Falcon Rocket.

"SpaceX telah menandatangani kesepakatan tentang penumpang pribadi pertama di dunia yang akan terbang mengelilingi bulan di atas kendaraan kami, Big Falcon Rocket," kata SpaceX, sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Business Insider, Sabtu (15/9/2018).

SpaceX menyebut, hal ini menjadi langkah penting untuk menuju akses bagi mereka yang bermimpi untuk wisata ke luar angkasa.

SpaceX juga mengatakan, pihaknya akan mengumumkan siapa nama penumpang yang terbang pertama kali ke bulan, serta menjelaskan mengapa orang itu dipilih untuk melakukan penerbangan pertama bersama SpaceX ke bulan.

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya perusahaan mengumumkan bahwa pihaknya akan meluncurkan misi terbang mengelilingi bulan, tetapi tidak mendarat di sana.

Sebelumnya, SpaceX juga mengumumkan misi penerbangan mengelilingi bulan pada Februari 2017 dengan dua awak.

Awalnya, rencana ini bertujuan untuk meluncurkan dua warga sipil di jalur yang sama dengan astronot Apollo 13 NASA.

Reporter: Dream

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya