Liputan6.com, Jakarta Dalam bidang intervensi jantung, Indonesia rupanya lebih maju dibanding negara-negara lain. Sebut saja negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Korea.
Pada konferensi pers "ISICAM- INaLive 2018", Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Teguh Santoso, mengungkapkan, kemajuan yang dicapai di Indonesia bidang intervensi jantung membanggakan.
Advertisement
"Bukan membanggakan atau cukup membanggakan, tapi amat membanggakan. Kita lebih maju dibanding negara-negara lain," kata Santoso saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Sabtu (24/11/2018).
Salah satu contohnya, kasus kebocoran katup jantung yang dapat menggunakan kateter. Tanpa operasi besar atau bedah dada, perbaikan maupun penggantian katup jantung dapat dilakukan.
"Namun, sebagian besar masyarakat belum mengetahui kalau kita lebih maju dibidang jantung. Makanya, mereka masih banyak yang pergi (berobat) ke luar negeri," ujar Santoso.
Kendala intervensi jantung
Santoso menambahkan, pasien yang berobat ke negara-negara tetangga lain merasa mendapatkan pengobatan yang lebih baik daripada di Indonesia.
"Sebetulnya, saya yakin negara kita dalam beberapa hal, khususnya intervensi jantung lebih maju dari negara tetangga lain. Saya harus akui juga, pelayanan intervensi jantung belum dinikmati semua karena beberapa kendala," kata dia menambahkan.
Terkait masalah pengobatan penyakit jantung, kata Santoso, belum seluruhnya bisa di-cover JKN-KIS BPJS Kesehatan dan asuransi. Beban pembiayaan pun tergolong mahal.
"Meski begitu, paling tidak, kita punya titik terang. Nama Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (Indonesian Society of Interventional Cardiology) makin dikenal di seluruh dunia. Banyak (dokter) generasi muda yang terkenal. Prestasi mereka juga membanggakan," kata dia menambahkan.
Advertisement