5 Produk Gagal Google Ini Tak Berumur Panjang, Apa Saja?

Siapa sangka, perusahaan teknologi terkemuka yang layanannya dipakai oleh banyak orang di dunia ini pernah merilis sejumlah produk gagal yang tidak berumur panjang.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 26 Nov 2018, 07:00 WIB
Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada perusahaan yang benar-benar punya bisnis mulus tanpa kegagalan dalam sebuah produk. Hal ini juga berlaku pada Google.

Siapa sangka, perusahaan teknologi terkemuka yang layanannya dipakai oleh banyak orang di dunia ini pernah merilis sejumlah produk gagal yang tidak berumur panjang.

Berikut adalah 5 produk gagal yang tak berumur panjang milik Google sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Business Insider, Senin (26/11/2018).

1. Google Web Accelerator

Hadir sejak 2005, Google Web Accelerator sebenarnya punya tujuan yang baik. Perusahaan ingin agar produk ini bisa membantu pengguna lebih cepat mendapatkan hasil pencarian, caranya dengan mempercepat waktu loading halaman.

Sayangnya, produk ini justru penuh dengan bug. Laman YouTube saja malah jadi tak bisa dibuka. Karena dianggap gagal, Google memutuskan untuk menghentikan dukungan pada Google Web Accelerator di tahun 2008.

2. Google Video

Google Video hadir di tahun 2005. Google Video merupakan platform hosting video gratis milik Google.

Sayangnya, setahun kemudian justru Google Video gagal karena tak laku di pasaran, gara-gara kalah dari YouTube. Karena hal tersebut, Google membeli YouTube dengan nilai USD 1,65 miliar.


Pesaing Twitter

Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)

3. Jaiku Gagal Saingi Twitter

Tahun 2007, Google membeli platform microblogging yang dikembangkan oleh perusahaan Finlandia. Tujuan pembelian Jaiku adalah untuk berkompetisi dengan Twitter yang saat itu begitu digemari.

Pesan yang dikirimkan lewat Jaiku dikenal bernama Jaikus. Google menyebut, perusahaan bakal membuka kode Jaiku menjadi open source, alih-alih demikian, Jaiku malah ditutup gara-gara tak banyak pengguna yang memakainya.

4. Google Answer

Pada tahun 2002, Google menghadirkan Google Answer. Alih-alih Google Search yang dikenal saat ini, perusahaan teknologi AS itu merilis Google Answer yang memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan.

Misalnya saja pertanyaan, "berapa banyak tyrannosaurus dalam satu galon bensin?" Kemudian sejumlah uang akan dibayarkan untuk mereka yang memberikan jawaban.

Platform ini membuat peneliti bisa mendapatkan mulai dari USD 2 hingga USD 200 per item yang dijawab. Namun, karena kurangnya pengguna, Google Answer ditutup pada 2006.

Menariknya, sebelum Google Answer ada, Google punya layanan bernama Google Question dan Answer. Layanan ini melibatkan para karyawan Google yang menjawab pertanyaan pengguna dengan imbalan USD 3 per pertanyaan. Namun, karena permintaan begitu besar, layanan ini cuma bertahan selama satu hari di tahun 2001.

 


Produk Gagal Lainnya

Google rilis data tren traveling masyarakat Indonesia berdasar aktivitas pencariannya. (Foto: unsplash.com)

5. Google X

Sebagai alternatif untuk Google Search, Google X memungkinkan pengguna untuk mencari istilah berdasarkan kategori, misalnya saja Grup, Lokal, dan Gambar.

Desainnya mirip dengan dock Apple MacOS. Namun, Google X hanya bertahan selama satu hari, yakni 16 Maret 2005.

Meski begitu, nama Google X kini menjadi sebuah proyek lain milik Google.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya