Liputan6.com, Jakarta - Smartphone layar lipat Samsung diyakini akan memiliki harga yang mahal ketika dirilis sebagai produk komersial. Bahkan menurut laporan baru, harga jualnya bisa mencapai US$ 2.565 atau berkisar Rp 37,2 juta (asumsi kurs Rp 14.540 per US$ 1).
Dilansir GSM Arena, Senin (26/11/2018), smartphone lipat Samsung itu diprediksi memiliki nama Samsung Flex atau Galaxy Flex. Beredar laporan yang menyebutkan harga jualnya bisa berkisar antara US$ 1.925 hingga US$ 2.565.
Baca Juga
Advertisement
Kendati demikian, informasi ini belum bisa dipastikan kebenarannya. Terlebih lagi, pihak Samsung belum memberikan bocoran tentang harga jual smartphone lipat pertamanya itu.
Smartphone lipat dari sejumlah vendor akan memulai debut pada tahun depan, dan Samsung akan menjadi salah satu yang meramaikannya. Produk Samsung diprediksi akan diumumkan pada periode kuartal I atau awal kuartal II 2019.
Selain Samsung, Huawei pun disebut akan memulai debut produk serupa pada 2019. Kehadiran berbagai varian smartphone lipat ini diharapkan dapat membuat pasar smartphone kembali bergairah.
Samsung Punya Harapan Besar pada Galaxy S10 dan Ponsel Lipat
CEO bisnis smartphone Samsung Electronics, Koh Dong-jin, tengah berupaya keras melakukan terobosan untuk memperkuat bisnisnya. Ia menyoroti dua produk baru yang akan membantu perusahaan mewujudkannya, yakni Galaxy S10 dan ponsel lipat komersial pertama pada tahun depan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Koh dalam sebuah pesan kepada para eksekutif, serta karyawan divisi komunikasi mobile dan teknologi informasi perusahaan. "Saya minta maaf atas status bisnis smartphone Samsung yang sedang berjuang dan akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi krisis dengan Galaxy 10 dan ponsel lipat," ungkap Koh.
Pesan itu disampaikannya di tengah desas-desus tentang posisinya di perusahaan. Seperti diketahui, Samsung dilaporkan akan melakukan perombakan personil pada akhir tahun ini dan merestrukturisasi perusahaan.
Vice Chairman Samsung, Lee Jae-yong, dilaporkan mengkritik Koh karena melemahnya daya saing ponsel Samsung. Lee disebut secara personal meminta teknologi kamera smartphone ditingkatkan setelah mengunjungi sebuah toko di Eropa.
"Pesan Koh muncul untuk memperlihatkan seberapa besar kritisnya posisi bisnis mobile Samsung saat ini. Suasana di dalam perusahaan sedang serius ketika kami mendengar kritik dari luar mengenai produk-produk," kata seorang sumber internal perusahaan.
Salah satu karyawan Samsung mengatakan, pengambilan keputusan yang kaku merupakan masalah paling serius di divisi mobile perusahaan. "Hal ini menghalangi perusahaan menemukan ide-ide inovasi dan solusi yang akan memuaskan pasar," tuturnya.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement