Jika Tak Dikurangi, Sampah di Laut Lebih Banyak Dibanding Ikan

Peraturan Presiden tentang penanganan sampah laut telah dikeluarkan.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 25 Nov 2018, 17:03 WIB
Menteri KKP, Susi Pudjiastuti saat meresmikan 'Pandu Laut Nusantara', Jakarta, Minggu (15/7). Susi mengatakan, gerakan ini akan membuat semacam jambore, pendidikan berenang, menyelam, merawat, menjaga, dan mencintai laut. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka Hari Ikan Nasional, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengingatkan masyarakat Indonesia untuk selalu mengkonsumsi ikan. Selain itu, ia juga menghimbau pentingnya mengurangi sampah plastik untuk menjaga kebersihan laut.

“Karena Indonesia ini menjadi penyumbang sampah terbesar nomor dua di dunia ke laut. Tahun 2030 kalau kita tidak kurangi, sampah akan lebih banyak daripada ikan di laut kita. Mau kita makan sampah?” ujarnya di Plaza Timur Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (25/11/2018).

Susi menganjurkan agar masyarakat mulai membawa tas sendiri ketika berbelanja. Ia juga meminta untuk mengurangi pemakaian sedotan.

Peraturan Presiden tentang penanganan sampah laut juga telah dikeluarkan. Yaitu, Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018.

“Sudah ditandatangani Pak Presiden tahun ini, tahun 2018. Sudah ada rencana aksi nasional penanganan sampah plastik di laut sudah ada,” tukasnya.

Susi pun berharap agar aksi ini dapat menjadi program nasional di Indonesia. Selain itu, ia mencontohkan ketegasan dirinya sendiri dalam menangani sampah plastik.

“Di KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) sudah ada. You bawa mineral water ke KKP saya denda Rp 500 ribu,” ujar Susi sembari tertawa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jaga Keamanan Laut

Menteri KKP Susi Pudjiastuti membawa botol dan sendok saat memberikan sambutan acara Family Day AGP di Pasar Akhir Pekan SCBD, Jakarta, Minggu (25/11). Susi mengimbau pengurangan penggunaan plastik. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Selain masalah sampah, Susi kembali menegaskan bahwa laut Indonesia adalah sumber protein yang sangat tinggi. Perang di kemudian hari juga dinilainya akan terjadi bukan karena ideologi politik, namun sumber pangan.

“Keamanan pangan yang akan menyebabkan perang antar negara. Nah laut kita ini terancam, kecurian ikan dah diselesaikan sama KKP, TNI dan lain sebagainya,” ia berucap.

Menurutnya, ikan sekarang mudah untuk didapatkan. Harganya juga lebih murah dibanding daging merah, dan memiliki protein serta kolestrol yang jauh lebih sehat.

“Karena sekarang ikan banyak sekali. Kenapa ikan banyak? Karena malingnya sudah pergi. Kenapa pada pergi? Karena takut ditenggelemin. Nah saya juga kampanyenya kalau anda tidak makan ikan ketahuan Bu Menteri pasti juga ditenggelemin,” lanjutnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya