Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjamin stok ikan aman hingga akhir tahun ini. Harga ikan dipastikan tidak akan mengalami lonjakan meski permintaan akan meningkat.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing KKP, Rifky Effendy menegaskan, jumlah tangkapan ikan makin melimpah sejak bulan September kemarin. Sebab, di bulan tersebut merupakan musim panen ikan.
"Tidak ada defisit (stok ikan) untuk akhir tahun, secara umum musim ikan dimulai di bulan September, jadi ikan produksinya meningkat sampai akhir tahun," kata Rifky di Kawasan GBK, Jakarta, Minggu (25/11/2018).
Baca Juga
Advertisement
Meski akan ada kenaikan jumlah konsumsi ikan, dia optimistis tidak akan terjadi lonjakan harga lantaran suplai dan permintaan akan seimbang. Adapun kenaikan konsumsi ikan di akhir tahun diperkirakan mencapai 8 hingga 10 persen.
Penyimpanan ikan atau cold storage di semua tempat saat ini penuh. Sehingga tidak perlu ada kekhawatiran kenaikan harga sebab harga ikan saat ini masih cukup terjangkau sehingga diharapkan dapat mendongkrak konsumsi ikan per kapita tahun ini yang ditargetkan 50 kg per keluarga.
"Kami lihat dari parameter harga, masih dalam taraf yang terjangkau, relatif turun, misalnya kembung, layang, ikan-ikan yang biasa dikonsumsi publik, harganya sekitar Rp 15-16 ribu perkilo," ungkapnya.
Ikan Budidaya Mahal
Sementara itu, untuk jenis ikan budidaya dia mengakui bahwa harganya memang masih sedikit mahal.
"Ikan budidaya agak tinggi sedikit, lele, patin, di sekitar Rp 17-20 ribu, tidak ada lonjakan harga ikan. Artinya supply masih bisa memenuhi demand," ujarnya.
Secara keseluruhan, dia meyakinkan bahwa produksi ikan baik tangkap maupun budidaya di Indonesia cukup melimpah.
"Produksi ikan dari perikanan tangkap, budidaya bagus, hampir 6 juta ton, tangkap 7,5 juta ton. Khusus komuniti udang dia ranking satu untuk ekspor, baik volume maupun pendapatan," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement