Jokowi Pastikan Ratusan Ribu Ton Karet Mentah Rakyat Dibeli Pemerintah

Anjloknya harga karet dan CPO dunia membuat pemerintah pusat mencari cara untuk mencari solusinya.

oleh Nefri Inge diperbarui 26 Nov 2018, 05:30 WIB
Lahan perkebunan karet di Sumsel (Dok. Balai Peneliti Karet / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Berlimpahnya bahan baku karet mentah yang ditanam di perkebunan rakyat di Indonesia ternyata tidak bisa menjamin peningkatan harga jual di pasar global.

Untuk mengurangi dampak anjloknya harga karet di pasar, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membeli karet mentah rakyat.

Hal ini disampaikan Jokowi seusai melantik Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Selatan (Sumsel) Jokowi Amin Indonesia Maju, di Sultan Convention Center Palembang, Minggu (25/11/2018).

Instruksi itu pun langsung direspon oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, yang turut hadir dalam acara tersebut.

“Sebanyak 5.000 Ton karet dari rakyat akan dibeli Kementrian PUPR untuk buat jalan. Harganya Rp 7.500 hingga Rp 8.000. Tapi ini saya minta pembelian ke petani untuk (pembangunan) jalan,” ujar Calon Presiden (Capres) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nomor urut 1 ini.

Pembelian karet mentah milik petani Indonesia ini juga bisa dilaksanakan melalui koperasi rakyat. Agar harga yang diberikan bisa dinikmati oleh masyarakat.

Sama halnya dengan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang jumlahnya melimpah. Banyaknya produksi CPO di Indonesia, terutama di kepulauan Kalimantan dan Sumatera, membuat Indonesia dijuluki sebagai lumbung CPO dunia.

“Dari 13 juta hektar (lahan CPO), di Indonesia produksi kelapa sawit mentah bisa mencapai 42 juta ton,” katanya.

Karena ini juga merupakan komoditas dunia, memang sangat sulit untuk mendongkrak harganya. Bahkan negara pengeksport CPO dunia yaitu Malaysia, semakin kurang bergairah dalam pangsa pasar ini.

Presiden Jokowi sudah berupaya untuk meningkatkan eksportir CPO Indonesia ke negara pengimpor, salah satunya Tiongkok. Orang nomor satu di Indonesia ini bahkan menemui Perdana Menteri (PM) Tiongkok Li Keqiang untuk membahas hal ini.

 


Langkah Pemerintah

Presiden Joko Widodo saat hadir di pelantikan TKD Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

“Saya ketemu PM Tiongkok, meminta tambahan serapan CPO Indonesia. Sudah diberi tambahan sebesar 500.000 ton, tapi tetap tidak bisa menggoncang dunia, karena produksi kita melimpah,” ungkapnya.

Negara India yang menjadi salah satu pengimport CPO Indonesia, kini menerapkan pajak tinggi untuk komoditi ini. Bahkan, India sudah memproduksi minyak sendiri menggunakan bunga matahari.

Jokowi memahami kondisi ini juga dialami oleh petani karet dan kelapa sawit di Sumatera Selatan (Sumsel). Karena kedua harga komoditi ini anjlok dan cukup meresahkan para petani.

“Kondisi ini agar bisa disampaikan ke petani. Kita sangat serius mengurus ini tapi susah cari solusi, karena jumlahnya sangat besar,” ucapnya.

Pemerintah pusat akan melakukan langkah lainnya untuk meningkatkan kualitas CPO yang bisa berdampak pada tingginya harga jual. Yaitu dengan merancang peremajaan lahan kelapa sawit di Indonesia.

“Ini pola cepat, ada perputaran uang lagi . Ini jumlah besar 42 Juta Ton kelapa sawit kita. Goncang sedikit pasti turun,” katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya