Liputan6.com, Jakarta Aroma kopi yang menggugah di pagi hari terkadang begitu menggoda untuk diseruput, bahkan bagi ibu hamil sekalipun. Sayangnya, ada risiko yang mengintai dari secangkir kopi yang disesap oleh ibu hamil.
Wanita yang mengonsumsi kafein selama masa kehamilan cenderung melahirkan bayi prematur dan berat badan rendah. Hal itu diungkap oleh sebuah studi terbaru yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition.
Advertisement
Studi ini mempelajari 941 kelahiran di Irlandia. Seperti Inggris, penduduk negara itu terbiasa mendapat asupan kafein dari teh. Namun, sekitar 40 persen ibu hamil yang diteliti memiliki kebiasaan minum kopi. Kandungan kafein dalam kopi dua kali lebih banyak dibandingkan pada teh.
Melansir laman New York Post, Senin (26/11//2018), Organisasi Kesehatan Duni (WHO) merekomendasikan wanita hamil untuk minum minuman berkafein kurang dari 300 miligram per hari. Sementara, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan sekitar 200 miligram atau hanya secangkir kopi per hari.
Meski telah ada saran kesehatan dari organisasi dunia, wanita hamil yang hanya minum satu cangkir minuman berkafein pun tetap menempatkan bayinya pada risiko yang lebih besar. Para peneliti menjelaskan, setiap tambahan 100 miligram kafein yang diminum setiap hari selama trimester pertama kehamilan berujung pada rendahnya berat badan bayi lahir hingga 2,5 ons.
Sementara ibu hamilyang mengonsumsi kafein dalam jumlah lebih besar melahirkan bayi dengan berat 6 ons lebih rendah dibandingkan wanita yang jarang minum kopi atau pun teh. Asupan kafein juga dikabarkan memengaruhi tinggi serta lingkar kepala bayi.
"Asupan kafein tinggi bisa berdampak pada terbatasnya aliran darah menuju plasenta sehingga memengaruhi perkembangan janin," ujar penulis utama studi Ling-Wei Chen pada Reuters.
"Kafein juga bisa masuk ke dalam plasenta. Dan karena proses pembersihan kafein begitu lambat seiring perkembangan kehamilan, maka penumpukan kafein akan terjadi pada jaringan janin."