Liputan6.com, Yogyakarta: Tradisi syiar islam yang dilakukan Sunan Kalijaga di setiap bulan maulid hingga kini masih terus dilestarikan oleh kraton Yogyakarta.
Tradisi ini bernama sekaten yang berasal dari kata syahadaten yang berarti dua kalimat syahadat dan dilakukan dengan menabuh gamelan kraton selama tujuh hari tujuh malam sebelum Maulid nabi di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta.
Gemelan yang ditabuh ini adalah dua perangkat gamelan milik kraton Yogyakarta, Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogowilogo. Penabuhnya adalah para abdi dalem kraton sendiri. Bergantian mereka memainkan gending-gending khusus sekaten seperti gending sumiatun, gending rambu, dan gending ngajatun yang merupakan karya Sunan Kalijaga
Tradisi sekaten ini dilakukan sejak berdirinya kraton Kesultanan Yogyakarta. Tujuannya adalah selain untuk menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad juga untuk syiar islam. Gamelan yang terus-menerus ditabuh ini untuk menarik warga untuk melihat. Meski tidak sebanyak dulu, masih ada warga yang datang untuk mendengarkan gending-gending ini.
Kesempatan berkumpulnya warga ini dimanfaatkan untuk ceramah tentang agama Islam. Bagi yang warga yang tertarik dengan ajaran islam akan langsung disyahadatkan di masjid ini.
Tradisi sekaten ini merupakan rangkaian dari peringatan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada puncak perayaan Maulid nanti akan digelar tradisi Grebeg Maulid, yaitu dikeluarkanya sejumlah gunungan kraton yang merupakan sedekah raja untuk dibagikan kepada rakyat. (YUS)
Tradisi ini bernama sekaten yang berasal dari kata syahadaten yang berarti dua kalimat syahadat dan dilakukan dengan menabuh gamelan kraton selama tujuh hari tujuh malam sebelum Maulid nabi di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta.
Gemelan yang ditabuh ini adalah dua perangkat gamelan milik kraton Yogyakarta, Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogowilogo. Penabuhnya adalah para abdi dalem kraton sendiri. Bergantian mereka memainkan gending-gending khusus sekaten seperti gending sumiatun, gending rambu, dan gending ngajatun yang merupakan karya Sunan Kalijaga
Tradisi sekaten ini dilakukan sejak berdirinya kraton Kesultanan Yogyakarta. Tujuannya adalah selain untuk menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad juga untuk syiar islam. Gamelan yang terus-menerus ditabuh ini untuk menarik warga untuk melihat. Meski tidak sebanyak dulu, masih ada warga yang datang untuk mendengarkan gending-gending ini.
Kesempatan berkumpulnya warga ini dimanfaatkan untuk ceramah tentang agama Islam. Bagi yang warga yang tertarik dengan ajaran islam akan langsung disyahadatkan di masjid ini.
Tradisi sekaten ini merupakan rangkaian dari peringatan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada puncak perayaan Maulid nanti akan digelar tradisi Grebeg Maulid, yaitu dikeluarkanya sejumlah gunungan kraton yang merupakan sedekah raja untuk dibagikan kepada rakyat. (YUS)