SCMA Raih Penghargaan di Ajang SPEx2 Award 2018

Penghargaan yang mengambil tema Navigating Digital Shift ini, memiliki 21 kategori yang diberikan ke perusahaan terunggul di masing-masing industri.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Nov 2018, 22:15 WIB
Direktur Utama PT Surya Citra Media Sutanto Hartono (tengah) berpose bersama usai menerima penghargaan The 7th Annual Strategy into Performance Execution Excellence (SPEx2) Award 2018 di Jakarta, Senin (26/11). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) meraih dua penghargaan pada ajang The 7th Annual Strategy into Performance Execution Excellence (SPEx2) Award 2018. Penghargaan yang diterima yakni sebagai The Best in Multimedia Industry dan The Best in Navigating Digital Shift.

Selain itu, ada pula penghargaan kategori sebagai The Best Chief Strategy Execution Officer yang diberikan kepada Direktur Utama PT Surya Citra Media Sutanto Hartono. Dia turut hadir dalam acara ini dan menjadi salah satu pembicara utama. 

Dalam ajang penghargaan yang mengambil tema Navigating Digital Shift ini, terdapat 21 kategori penghargaan yang diberikan kepada perusahaan terunggul di masing-masing industrinya serta perusahaan yang berhasil menunjukan best practice dalam kategori khusus.

Adapun SPEx2 Award 2018 diselenggarakan GML Performance Consulting yang kali ini bekerjasama dengan Tempo Media Group selaku media partner.

Dalam penjelasannya, Sutanto menyampaikan, jika Indonesia memiliki keunggulan dalam menyambut era industri digital lantaran penduduknya kini sudah semakin mengenal internet.

"Kalau dilihat dari data, penetrasi pengguna smartphone di Indonesia sekarang sudah lebih dari 100 juta. Indonesia juga dapat dikatakan sebagai social media capital of the world. Pengguna sosial media di kita jadi salah satu yang terbesar di dunia," jelasnya di Ayana MidPlaza Hotel, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Menyikapi kondisi ini, Sutanto menyebutkan, SCMA menerapkan tiga strategi untuk bisa berjaya dalam era industri digital. Strategi pertama, dengan tetap mempertahankan dominasi di industri televisi.

"Industri tv di Indonesia masih jadi yang terbesar. Kita punya dua tv nasional, SCTV dan Indosiar. Sampai saat ini kita masih mendominasi, dan ini harus dipertahankan," ungkap dia.

Strategi kedua, yakni menjadikan konten sebagai industri yang terpisah. "Di Indonesia, local content masih dominan karena semua orang berbahasa Indonesia. Kita masih lebih jago untuk membuat local content bagi orang kita dibanding perusahaan asing," sebutnya.

Sutanto melanjutkan, strategi pamungkas yang dilakukan SCMA yakni berekspansi ke dalam dunia digital. Strategi ini berhasil terimplementasikan dengan adanya Kapanlagi Youniverse (KLY) sebagai salah satu publisher terbesar di Indonesia.

"Perusahaan merger antara KMK dan KLN sehingga ada KLY. Dengan 1 miliar pageview per bulan, menjadikannya salah satu publisher terbesar di Indonesia. Kita juga punya Vidio.com, dengan 30,2 juta pengguna per bulan," tuturnya.


Emtek dan SCMA Raih Penghargaan Tata Kelola Perusahaan Terbaik

Penerimaan penghargaan ICSA 2018 (Foto:Liputan6.com/Maulandy R)

PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) menerima penghargaan Top 5 Good Corporate Governance (GCG) Issues in Media Sector dalam acara Corporate Secretary Award 2018 yang diselenggarakan Warta Ekonomi di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Dalam kesempatan tersebut, SCMA diwakili Head of Corporate Communication Irnawati W Kahardja, sedangkan Emtek diwakili oleh Legal & Corsec Sr. Manager, Rahmiyati.

Head of Corporate Communication PT Surya Citra Media Tbk, Irnawati W Kahardja, mengatakan anugerah penghargaan ini akan memacu perusahaan untuk dapat menjalankan fungsi Good Corporate Governance (GCG) dengan lebih baik.  

"Kita cukup berbesar hati, karena dengan adanya penghargaan ini kita semakin terdorong untuk bisa menjalankan fungsi Good Corporate Governance (GCG). Di mana salah satu pilar dari GCG adalah peran dari corsec yang sangat penting bagi sebuah perusahaan," ungkapnya kepada Liputan6.com.

Adapun Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik mulai dikenalkan di Indonesia pada 1997. Pada saat itu, pemerintah memperkenalkan GCG dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi ekonomi akibat krisis yang terladl di Indonesia. 

GCG adalah struktur dan mekanisme yang mengatur pengelolaan perusahaan agar bisa menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun pemangku kepentingan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya