Naikkan Tarif Impor dari Tiongkok, Harga iPhone di AS Bakal Naik?

Baru-baru ini presiden AS Donald Trump menyebut, beberapa produk penting dari Apple bisa saja terkena tarif impor.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 27 Nov 2018, 12:00 WIB
IPhone XS (kiri) dan XS Max diperlihatkan saat peluncuran produk baru Apple di California (12/9). iPhone XS dan XS Max tersedia tiga warna (gold, silver, abu-abu) dan tiga konfigurasi memori (64GB, 256GB, dan 512GB). (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Liputan6.com, Jakarta - Sejauh ini, iPhone telah berhasil menghindar dampak perang dagang antara Tiongkok dengan Amerika Serikat. Namun, baru-baru ini presiden AS Donald Trump menyebut, beberapa produk penting dari Apple bisa saja terkena tarif impor.

Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, sebagaimana dikutip dari Phone Arena, Selasa (27/11/2018), Trump mengatakan, selain meningkatkan tarif impor Tiongkok hingga 25 persen, ia juga akan menambahkan tarif pada barang-barang yang saat ini tidak terkena pajak tambahan. Rencananya, besaran tarif tersebut antara 10 atau 25 persen.

Ketika ditanya, apakah ia akan menambahkan tarif ke iPhone dan smartphone dan laptop yang dirakit di Tiongkok, Trump berkata, "Mungkin. Mungkin saja. Tergantung pada apa tarifnya, maksudnya saya bisa membuatnya jadi 10 persen, dan orang-orang bisa tetap membayarnya dengan mudah."

Sekadar diketahui, meskipun Apple merancang semua produknya di Amerika Serikat, perangkat seperti iPhone, iPad, dan lain-lain dirakit di Tiongkok dengan metode kontrak manufaktur.

Unit-unit yang telah dirakit kemudian dibawa kembali ke AS. Makanya, saat impor dari Tiongkok ke AS ini, kemungkinan iPhone bisa terkena tarif yang lebih tinggi.

Sebelumnya Trump memang punya rekomendasi bagi perusahaan-perusahaan semacam Apple. Alih-alih memproduksi iPhone di Tiongkok dan membawanya kembali ke AS, Trump menyarankan Apple untuk membuatnya di dalam negeri.

"Saran saya, mereka membangun pabrik-pabrik di Amerika Serikat dan membuat produknya di sini. Mereka juga punya banyak alternatif lainnya," kata Trump.

 


Bukan Hal Baik

Donald Trump mengunjungi American Cemetery of Suresnes di luar kota Paris dalam rangka peringatan berakhirnya Perang Dunia I (AFP)

Trump sebelumnya menghasut perang dagang dengan Tiongkok dalam upaya menurunkan defisit perdagangan AS dengan Tiongkok.

Namun, banyak ekonom menilai, dengan menerapkan tarif impor lebih tinggi pada produk-produk yang banyak diimpor ke AS seperti iPhone, harga perangkat itu akan naik.

Dengan kenaikan harga, akan terjadi pelambatan ekonomi di berbagai negara bagian.

Para ekonom melihat, hal serupa akan terjadi jika perusahaan seperti Apple memindahkan manufakturnya ke AS. Pasalnya, biaya tenaga kerja akan meningkat drastis dan memaksa perusahaan-perusahaan ini menaikkan harga agar keuntungan tetap stabil.

Opsi lain, mereka memilih keuntungan lebih rendah untuk menjaga harganya tetap stabil, namun itu juga tak akan membantu ekonomi AS.


Perang Dagang Bikin Jack Ma Gagal Buka Lowongan di AS

Kondisi kapal dagang ACX Crystal usai tabrakan dengan kapal perusak USS Fitzgerald yang terlihat di semenanjung Izu, sebelah barat daya Tokyo, Jepang (17/6). Kapal ini diketahui berbendera Filipina. (Japan's 3rd Regional Coast Guard Headquarters via AP)

Terlepas dari tarif impor untuk iPhone yang masuk ke AS, miliarder Tiongkok Jack Ma pernah berjanji untuk membuka 1 juta lowongan pekerjaan di Amerika Serikat (AS).

Tampaknya, Jack Ma bakal gagal merealisasikan janjinya gara-gara perang dagang yang terjadi antara Tiongkok dan AS baru-baru ini.

Waktu itu, Jack Ma mengungkapkan janjinya saat bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

Sayangnya, dalam sebuah wawancara terbaru dengan kantor berita Tiongkok Xinhua, Jack Mamengatakan, gelombang tarif ekspor baru yang diberlakukan oleh pemerintah AS ke Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir telah merusak rencana itu.

"Janji tersebut atas dasar kerja sama antara Tiongkok dengan AS yang ramah dan hubungan perdagangan bilateral yang wajar. Namun situasi saat ini telah menghancurkan dasar tersebut. Janji ini tidak bisa diselesaikan," kata Jack Ma.

Analis sebelumnya sempat ragu dengan janji Jack Ma yang diucapkan setelah Trump dan Jack Ma bertemu di Trump Tower, New York, Januari 2017.

"Jack dan saya akan melakukan berbagai hal besar bersama," kata Trump.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya