Jokowi Petakan Peluang RI dalam Perang Dagang AS-China

Jokowi meminta para pengusaha dan pimpinan perusahaan untuk lebih jeli dan memanfaatkan peluang perang dagang AS-China.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Nov 2018, 12:37 WIB
Presiden RI Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping di KTT APEC 2018 (sumber: Kantor Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pengusaha dan pemimpin perusahaan tidak khawatir terkait adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Situasi seperti ini justru harus dilihat sebagai peluang untuk mendorong pengembangan bisnis di dalam negeri dan meningkatkan kinerja ekspor.

"Bagaimana kita sebagai CEO hadapi kondisi global? Pertama jangan lupa dan tidak takut dalam kesempitan selalu ada kesempatan. Dalam kesempitan ada peluang. Biasanya CEO seperti ini. Saya paham berpikir para CEO, saya senang berpikir seperti itu. Dalam perang dagang terbuka peluang. Ini harus kita manfaatkan," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (27/11/2018).

‎Peluang yang harus ditangkap oleh Indonesia, lanjut Jokowi, yaitu relokasi pabrik asal AS atau China ke negara-negara kawasan Asia. Hal ini akan mendorong peningkatan investasi di Indonesia.

"Dan dugaan saya terjadi. Peluangnya apa? Saya peroleh banyak laporan menteri dan dibisiki pengusaha banyak minat beberapa pabrik yanag mereka ingin pindah ke negara Asia, termasuk Indonesia, agar terhindar dari tarif impor mitra perang dagang. Dari China ada yg ingin berbondong-bondong ke Asia, Indonesia," kata dia.

Selain itu, juga peluang untuk meningkatkan ekspor untuk mengisi perdagangan komoditas yang masuk dalam perang dagang antara AS dan China.

"Ada juga peluang bagi kita ekspor mengisi potensi pasar mereka. Dulu diisi ekspor dari China, tapi karena ekspor enggak mau diisi mitra perang dagangnya kita bisa isi. Baik potensi perkuat industri kita atau tingkatkan ekspor kita. Tinggal kita bisa ambil peluang ini atau tidak," ungkap dia.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta para pengusaha dan pimpinan perusahaan untuk lebih jeli dan memanfaatkan peluang tersebut. Jika tidak, maka Indonesia hanya akan jadi penonton dan tidak mendapatkan apa-apa.

"Jadi tolong juga telusuri peluang apa kira-kira semakin terbuka lebar untuk kita ambil. Mungkin sebelum perang dagang enggak pernah kita pikirkan kemudian ini terbuka peluang ada. Pemerintah dukung dalam memanfaatkan peluang yang ada. Di tengah kisruh global. Jangan lengah, kehilangan fokus, harus fokus lada peluang yang ada di depan kita," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Cerita Jokowi Gagal Damaikan AS-China di KTT APEC

Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI, Joko Widodo berbincang saat bertemu di sela-sela KTT G20 di Hamburg, Jerman, (8/7). Sejumlah pemimpin negara berkumpul dalam KTT G20 pada 7-8 Juli 2017. . (AP Photo/Evan Vucci)

Jokowi juga menyatakan, perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China sulit untuk dihindari. Bahkan upaya Indonesia untuk menjembatani permasalahan ini dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC gagal membuahkan hasil.

"10 hari yang lalu, saya hadir di KTT APEC. Di Port Foressby Papua Nugini. Kami menyaksikan pimpinan negara dari dua ekonomi nomor satu dan dua di dunia bersitegang dan sulit, saya lihat sulit dipersatukan," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (27/11/2018). 

Akibat perselisihan kedua negara ini, lanjut Jokowi, untuk pertama kalinya sejak 29 tahun lalu KTT APEC gagal membuahkan kesepakatan.

"Indonesia saat itu mencoba dari pagi sampai siang menjembatani. Sana sini ngelompok, tapi sampai pukul 14.30 gagal. Mungkin sudah baca beritanya, pertama kali dalam 29 tahun APEC gagal menghasilkan communication. Tapi itu faktanya," lanjut dia.

Berkaca dari hal ini, lanjut presiden, terlihat jika kondisi ekonomi dunia saat ini tengah mengalami ketidakpastian. Hal ini yang perlu diantisipasi oleh pelaku usaha di dalam negeri.

"Apa artinya? Kondisi ekonomi dunia saat ini masih berpotensi dilanda ketidakpastian. APEC kemarin tunjukkan perang dagang AS-China. Perdagangan negara nomor satu-dua dunia keliatannya masih berlaju. Semoga ada keajaiban di G20, bisa nyambung. Tapi feeling saya kok tidak. Feeling. Perasaan saya mengatakan seperti itu. Dan ini terjadi di bank sentral menaikkan suku bunga dolar," tandas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya