Liputan6.com, Jakarta Kerja sama berbagai pihak diperlukan untuk bisa mengatasi masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Seperti yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, ikut melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran yang ada di Sulawesi Selatan untuk membenahi masalah TBC dan stunting.
Advertisement
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan Bachtiar Baso, cakupan penemuan TBC di wilayahnya masih kurang. Sehingga dengan bekerja sama dengan fakultas kedokteran yang di propinsi tersebut bisa mempercepat dalam menemukan dan mengeliminasi TBC.
“Kita mau menetapkan satu sarjana kesehatan masyarakat untuk satu desa di Sulsel,” kata Bachtiar pada Rapat Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (Rakorpop) pada pekan lalu di Bogor seperti dilansir dari rilis laman Sehat Negeriku.
Bachtiar mengatakan stunting adalah masalah gizi kronis yang penyelesaiannya membutuhkan waktu yang lama. Harus ada komitmen dari berbagai pihak untuk sama-sama menurunkan masalah stunting di Sulawesi Selatan, seperti perhatian penuh pada 1000 hari pertama kelahiran.
“Untuk 1000 HPK kita menggandeng tiga fakultas, fakultas kedokteran, kesehatan masyarakat, dan keperawatan,” ujar Bachtiar.
Dalam upaya eliminasi TBC, penurunan stunting, dan peningkatan cakupan imunisasi, bagi Bachtiar, yang harus dilakukan adalah merangkul semua stakeholder terkait. Karena itu, kepala dinas kesehatan yang baru menjabat tiga bulan itu melakukan kerjasama dengan Ketua Tim Penggerak PKK Liestiaty F. Nurdin. Kerjasama itu tidak hanya soal TBC, stunting, dan imunisasi, tapi perbaikan kesehatan secara menyeluruh.