Di Myanmar, Bos KAI Pamerkan Kemajuan Industri Kereta Api RI

KAI menyampaikan kemajuan industri perkeretaapian di Indonesia, mulai dari teknologi, kemanan, ketepatan waktu dan berbagai penigkatan pelayanan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Nov 2018, 15:45 WIB
Acara Asean Railways CEOs' Conference (ARCEOs') di Nay Pyi Taw, Myanmar yang berlangsung 26-29 November 2018.

Liputan6.com, Nay Pyi Taw - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengemban dua misi utama dalam Asean Railways CEOs' Conference (ARCEOs') di Nay Pyi Taw, Myanmar yang berlangsung 26-29 November 2018.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan, pertama, KAI menyampaikan kemajuan industri perkeretaapian di Indonesia, mulai dari teknologi, kemanan, ketepatan waktu dan berbagai penigkatan pelayanan yang sudah dilakukan.

"Karena bagi saya, pelayanan kereta api di Indonesia itu paling baik jika dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya, variable nya dari jumlah penumpang. Jadi kita akan share inovasi apa yang sudah kita lakukan," kata Edi di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (27/11/2018).

Dikatakannya, KAI sampai saat ini, dengan berbagai peningkatan pelayanannya, sudah mengangkut penumpang lebih dari 390 juta penumpang dalam satu tahun. Jumlah ini jauh dibandingkan negara tetangga, Malaysia yang pada 2017 hanya mengangkut sekitar 80 juta penumpang dalam setahun.

Berbagai pelayanan yang dimiliki dan di share dalam acara ini diantaranya mulai dari pemesanan tiket hingga pembayaran yang bisa dilakukan melalui smart phone, hingga bagaimana menigkatkan ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api itu sedlndiri.

Misi ke dua, Edi Sukmoro juga mengenalkan Indonesia Railway Development Consortium (IRDC). IRDC terdiri dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT INKA (Persero), PT Len Industri (Persero) dan BUMN Karya. Perusahaan plat merah ini memiliki model paket pengembangan transportasi masal kereta api di sebuah negara.

"IRDC ini ingin partisipasi mana kala Asean ini memberikan kesempatan untuk melakukan pembangunan kereta api, kemudian pengoperasian, hingga pemeliharaan di asean," pungkas Edi.

Diharapkan pengenalan IRDC ini menjadi langkah awal perusahaam Indonesia untuk ekspansi di pasar Asean dalam hal pengembangan perkeretaapian.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bangladesh Akui Kualitas Kereta Produksi INKA

Warga mudik menggunakan rangkaian kereta sleeper di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (12/6). PT Industri Kereta Api (INKA) hanya memproduksi empat gerbong kereta sleeper. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, kualitas kereta api hasil produksi PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) untuk Bangladesh dinilai baik karena gerbong kereta sangat kuat dan mampu menampung dan menahan penumpang dalam jumlah besar.

"Pengalaman kami pada 2005 kita pernah membuat gerbong yang kuat seperti ini dan diakui oleh pihak Bangladesh kualitasnya bagus sehingga mereka ke depannya memilih kereta dari PT INKA," kata staf tim purna jual (aftersales) PT INKA Triono, seperti dikutip dari Antara, Kamis (22/11/2018). 

Menurut Triono, gerbong kereta api penumpang untuk Bangladesh memang dirancang menjadi gerbong kereta super kuat agar dapat menahan tekanan bila ada penumpang yang naik di atas gerbong.

"Ya benar, gerbongnya memang sangat kuat, di atas rata-rata ukuran Asia. Karena memang di sini aturan untuk naik kereta di atas (gerbong) masih diperbolehkan," ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa PT INKA sejak awal berupaya untuk memenuhi kebutuhan kereta yang sesuai dengan karakteristik masyarakat dan keadaan di Bangladesh dengan melakukan studi di lapangan.

"Jadi sebelumnya, beberapa personel PT INKA ke sini untuk melihat karakteristik masyarakat Bangladesh ketika naik kereta seperti apa, sistem operasionalnya seperti apa, perawatannya seperti apa," ujar Triono.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya