Liputan6.com, Jakarta Permasalahan gigi dan gusi juga dipengaruhi oleh gaya hidup, pola makan, dan pola perawatan mulut masing-masing orang.
Orang kota dengan segala hobi dan kegemarannya menyantap makanan instan, cenderung olahan, rentan mengalami gigi berlubang. Sementara yang berisiko sakit gusi adalah orang daerah.
Advertisement
Demikian penjelasan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi, Bambang Nursasongko, di acara gelar wicara 'Penyakit Gigi Dahulu vs Sekarang', Jakarta pada Selasa, 27 November 2018.
"Dari dulu sampai sekarang, kesehatan gigi masyarakat itu tidak jauh berbeda," kata Bambang.
Akan tetapi yang dikhawatirkan sekarang, orang-orang di daerah mulai mengalami hal serupa orang kota, sehingga mengalami dua masalah sekaligus.
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, gigi berlubang biasanya karena pola makan yang salah. Soal makan, orang daerah jauh lebih sehat ketimbang orang kota yang cenderung sembarangan, yang penting kenyang.
Padahal, makanan-makanan yang disantap di perkotaan itu bersifat melekat dan mudah ditempeli kuman.
"Nah, kalau di daerah, biasanya paling banyak penyakit gusi, karena tidak pernah membersihkan karang gigi dan sebagainya," ujar Bambang.
Akibat Pola Makan Orang Kota Mulai Menjalar ke Daerah
Sekarang, akibat pola makan orang kota sudah menjalar sampai ke daerah, masalah gigi berlubang mulai mengancam hidup mereka.
Satu contoh yang pernah dialami salah seorang pasien Bambang yang seorang warga negara asing, saat akan mempekerjakan pembantu rumah tangga.
Bambang, menceritakan, saat pertama datang 'kualitas' gigi PRT yang berasal dari desa itu masih sangat bagus. Tidak berlubang, hanya masalah karang gigi.
Namun, setelah enam bulan menjadi PRT dan datang kembali untuk cek kesehatan rutin, Bambang menemukan satu gigi PRT tersebut mulai berlubang.
"Saya tanya, `Anda makanannya apa?`. Dia bilang, `Pagi makannya roti, dan menganut pola orang bule.` Akhirnya, giginya menjadi berlubang karena pola makan yang berubah, tapi pola pemeliharaan kesehatannya tidak berubah, masih sama seperti di kampung," katanya.
Advertisement