LUCK Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI

Perusahaan solusi percetakan dan teknologi informasi tersebut bakal melepas 154,6 juta saham.

oleh Bawono Yadika diperbarui 28 Nov 2018, 08:20 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta PT Sentral Mitra Informatika akan melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (28/11/2018). Perusahaan dengan kode saham LUCK itu menetapkan harga pelaksanaan initial public offering (IPO) sebesar Rp 285 per saham dari sebelumnya di kisaran Rp 260 - Rp 310 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan solusi percetakan dan teknologi informasi tersebut bakal melepas 154,6 juta saham. LUCK akan meraup dana segar Rp 44,06 miliar.

Dari dana IPO itu, sebesar 50 persen akan digunakan untuk pembelian aset perseroan. Kemudian porsi untuk modal kerja dan sewa tempat masing-masing 30 persen dan 20 persen dari dana hasil IPO. Semua akan digunakan untuk mendukung ekspansi perusahaan di sejumlah kota di Indonesia.

Pada aksi korporasi ini, PT Phillip Sekuritas Indonesia ditujuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek perseroan. Sementara, PT Panin Sekuritas, PT Erdikha Elit Sekuritas dan beberapa broker lainnya menjadi penjamin emisi efek.

Sebagai informasi, tanggal efektif IPO PT Sentral Mitra Informatika telah diperoleh pada 21 November 2018. Adapun 22 November - 23 November merupakan jadwal penawaran umum. Kemudian dilanjutkan dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada hari ini.


Jumlah Investor di Pasar Modal Naik 37 Persen sampai Oktober 2018

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah Single Investor Identification (SID) per Oktober 2018 mencapai 1,54 juta orang. Jumlah tersebut meningkat 37 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 1,12 juta investor.

Direktur KSEI, Syarifuddin menyebutkan jumlah investor tersebut terdiri dari investor saham, surat utang (obligasi), reksadana, Surat Berharga Negara (SBSN) dan efek lainnya yang tercatat di KSEI.

Selama periode Januari-Oktober 2018, jumlah investor saham di Pasar Modal mencapai 813.969. Sementara investor reksadana dan SBN masing-masing sebesar 933.094 dan 185.252. "Sisanya sebesar 1.638 adalah investor saham scrip," kata Syarifuddin, di Solo, Jumat (19/11/2018).

Jika mengacu pada sebaran investor secara demografi, 73,78 persen investor berada di Jawa, Sumatera 14,35 persen, Kalimantan 4,44 persen, Sulawesi 3,44 persen, Bali, NTT dan NTB 2,84 persen dan Maluku serta Papua 1,14 persen.

"Dari jenis kelamin sebesar 59,4 persen adalah investor pria dan 40,6 persen wanita," ujarnya.

Lebih jauh Syafruddin memaparkan total aset investor yang tercatat di C-BEST hingga akhir Oktober mencapai Rp 4.449 triliun.

Terdiri dari investor saham Rp 3.347 triliun, obligasi korporasi Rp 411 miliar, MTN Rp 75,42 miliar, obligasi pemerintah Rp 77,71 miliar, SBSN Rp 27,26 miliar, sukuk Rp 22,7 miliar, negotiable certificate of deposit Rp 12,2 miliar, EBA Rp 10,02 miliar, reksadana Rp 9,97 miliar, waran Rp 7,10 miliar dan lain-lain Rp 0,38 miliar.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya