Lijiang, Kota Sejarah Budaya Cina

Dikelilingi bukit, diselimuti gunung bersalju, hutan, dan sungai, Kota Lijiang di Cina menjadi salah satu kota terindah di dunia dan diakui dunia sebagai kota bersejarah.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Feb 2012, 13:03 WIB
Liputan6.com, Lijiang: Dikelilingi bukit, diselimuti gunung bersalju, hutan, dan sungai, Lijiang menjadi salah satu kota terindah di dunia. Terletak di Provinsi Yunnan, barat daya Cina, Lijiang memiliki sejarah panjang 800 tahun yang berasal dari Dinasti Sung, dengan kebanyakan penduduk adala suku Naxi.

Keindahan Lijiang beberapa kali dirusak oleh murka alam. Gempa bumi tahun 1996 dengan kekuatan 7,1 skala Richter memporak-porandakan Lijiang dan menewaskan sekitar 5.000 orang, menghancurkan banyak rumah dan bangunan bersejarah. Seperti Indonesia, pada tahun berikutnya gempa juga kerap terjadi di Lijiang.

Tetapi, kesedihan tidaklah berhenti pada air mata. Masyarakat segera bangkit. Air mata diganti dengan keringat dan perlahan membangun kembali Lijiang. Kota tua Lijiang kini tegak berdiri sebagai saksi sejarah dan budaya Cina. Dunia pun memberi penghargaan melalui organisasi PBB, UNESCO yang menyatakan kota ini sebagai warisan budaya dunia.

Menyusuri lorong kota tua Lijiang menggambarkan sejarah panjang bangsa Cina. Perdagangan yang masih menjaga nilai tradisional dan cinderamata menarik menjadi kenangan tersendiri bagi pengunjung. Salah satu yang masih dijaga kelestariannya dan telah diakui oleh UNESCO adalah rumah bangsawan Mu. Rumah besar ini telah berdiri sejak 1368 pada zaman Dinasti Ming.

Di dalam rumah langsung tergambar suasana singasana, kamar tidur sang petinggi, sampai peninggalan-peninggalan penting sebagai bukti sejarah masa lalu. Semua ruangan menyerupai kompleks melingkar dan terhubung di ruangan tengah yang juga dikelilingi oleh air sehingga kompleks rumah terkesan berdiri di atas air yang terus mengalir. Semua bangunan masih terpelihara hingga kini.

Pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kerja keras masyarakat Lijiang adalah, kemurkaan alam yang meluluhlantakkan kota ini tidak berarti harus menghilangkan kebesaran sejarah budaya masa lalu.(ADO)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya