Pesan Tersirat dari Stephen Hillenburg di Balik Spongebob Squarepants

Terkenal dengan humor-humornya yang terkadang kontroversial, Stephen Hillenburg punya pesan yang ingin disampaikan lewat Spongebob Squarepants.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 28 Nov 2018, 12:00 WIB
Spongebob Squarepants. Foto: Wikipedia

Liputan6.com, Jakarta Walaupun terkadang mengandung berbagai kontroversi karena humor-humor satir, kasar, dan nakal, tidak jarang serial "Spongebob Squarepants" memiliki pesan hidup yang disampaikan bagi para penontonnya. Sepertinya, hal inilah yang memang ingin disampaikan sang kreator yang baru saja meninggal Stephen Hillenburg.

Contohnya dalam sebuah episode, ketika Spongebob mencoba masuk ke dalam bar yang berisi pria-pria tangguh Salty Spitoon. Adegan tersebut bahkan terkenal di Indonesia hingga "diadaptasi" menjadi meme "seberapa greget."

Mengutip jurnalis dunia hiburan Matt Miller dari Esquire pada Rabu (28/11/2018), lewat episode lucu itu, Stephen Hillenburg memiliki pesan yang sangat dalam sekalipun tidak ada kesimpulan atau pelajaran yang secara eksplisit disampaikan. Di akhir cerita, Spongebob bahkan dibawa ke rumah sakit karena masuk ke bar tersebut dengan membohongi penjaga.

Namun, cerita tersebut menunjukkan penggambaran kecemasan dan harga diri yang nyata serta terkait dengan kehidupan sehari-hari. Kita bisa mencoba semua hal untuk bisa masuk ke dalam "Salty Spittoon", tapi itu tidak bisa mengubah siapa diri kita sebenarnya.

"Acara ini mengajarkan anak-anak dan para pengajar, bahwa tidak apa-apa untuk menjadi seorang 'weenie', tidak apa-apa untuk merasa berbeda dan itu benar-benar normal untuk menunjukkan emosi Anda," tulis Miller.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Toleransi

Kreator Spongebob Squarepants, Stephen Hillenburg, meninggal di suia 57 pada Selasa, 27 November 2018. (AP/Charles Sykes)

Sementara itu, persahabatan Spongebob dan Patrick juga mengandung nilai-nilai moral. Sekalipun beberapa kelompok konservatif menganggapnya sebagai promosi LGBT.

Dalam wawancaranya bersama Wall Street Journal tahun 2002, Hillenburg mengatakan dirinya tidak pernah mendefinisikan seksualitas karakternya. Tidak peduli seberapa keras kritik yang menerpanya.

"Saya pikir bahwa acara ini adalah tentang toleransi. Setiap orang berbeda dan serial tersebut merangkulnya," ujar Hillenburg.

Tidak hanya itu, masih banyak nilai-nilai lain dalam serial tersebut. Apabila dilihat dengan sudut pandang positif. Mulai dari persahabatan, mencintai pekerjaan, pantang menyerah, hingga kritik terhadap lingkungan sosial sehari-hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya