Liputan6.com, Bengkulu - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengunjungi Belitung untuk memantau musim cumi yang sedang berlangsung. Berdasarkan informasi Bupati Belitung, Susi berangkat dari Tanjung Binga untuk mengobrol dengan nelayan di tengah laut pada malam hari dan ditampilkan di akun Instagramnya.
"Saya beli boleh, ya?" ujar Susi kepada seorang nelayan. "Semalam bisa dapat berapa?"
"Kadang bisa sampai belasan kilo," jawab sang nelayan seraya menunjukkan hasil tangkapannya. Untuk harga cumi bisa Rp 95 ribu per kilogram untuk yang masih hidup.
Baca Juga
Advertisement
Menteri Susi yang tampil santai dengan baju pastel dan ungu tampak bangga ketika memeriksa langsung kualitas cumi yang baru ditangkap nelayan. Tak lupa, sang menteri mengajak para nelayan untuk mengurus asuransi.
"Sudah masuk asuransi nelayan?" Susi bertanya.
"Kemarin ... Nanti diurus," balas sang nelayan dengan agak terbata-bata dari atas kapalnya.
Susi pun dengan halus mengajak agar sang nelayan untuk segera mengurus asuransi nelayannya. "Diurus (asuransi), kalau ada apa-apa sama bapak, anak-istri ada ketinggalan," jelas Menteri Susi.
Menteri Susi Ingin Konsumsi Ikan di RI Bisa Samai Jepang
Dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional ke-5 yang jatuh pada 21 November 2018 lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar soft launching kampanye program pemerintah bertajuk Seafood Lovers Milennial (Sealovemi) dan mengajak masyarakat untuk gemar memakan ikan.
Acara tersebut dihadiri masyarakat yang tengah menikmati CFD (Car Free Day) di Plaza Timur Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Dalam acara ini, KKP menyediakan 2.000 nasi kotak gratis dengan menu ikan.
Dalam sambutannya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengimbau masyarakat untuk mengerti pentingnya memakan ikan.
"Jadi kita ingin manusia-manusia Indonesia mulai makan ikan untuk mencapai pertumbuhan konsumsi ikan Indonesia ini sama dengan Jepang. Jepang nih sudah 80 kilogram (per-kapita per-tahun), sementara Indonesia tahun kemarin 46 kilogram. Tahun ini ingin target 50 kilogram," ucap Susi di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu, 25 November 2011.
Susi mengakui, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang baru mengonsumsi sekitar 9 sampai 15 kilogram ikan perkapita per tahun.
Menurut Susi, stunting atau cacat pertumbuhan masih menjadi salah satu masalah utama karena kurangnya konsumsi ikan di masyarakat. Indonesia sendiri menduduki posisi kedua tertinggi untuk level stunting.
"Di beberapa wilayah seperti Jateng dan Jatim bahkan kita penetrasi khusus masuk ke pesantren-pesantren karena itu wilayah-wilayah yang sangat rendah konsumsi ikannya," tutur Susi
Advertisement