Korut Tolak Ajakan Reuni Korsel

Pemerintah Korut menolak ajakan Korsel untuk menggelar apa yang disebut sebagai reuni keluarga yang terpisah sejak Perang Korea 1950-53. Ajakan itu disampaikan Palang Merah Korsel, Selasa (14/2).

oleh Liputan6 diperbarui 18 Feb 2012, 20:38 WIB
Liputan6.com, Seoul: Pemerintah Korea Utara menolak ajakan Korea Selatan untuk menggelar apa yang disebut sebagai reuni keluarga yang terpisah sejak Perang Korea 1950-53. Ajakan tersebut disampaikan Palang Merah Korsel, Selasa (14/2).

Surat kabar Pyongyang, Minju Joson menuduh Seoul berbicara soal reuni dan pertukaran lainnya sementara secara diam-diam berusaha mengenakan sanksi-sanksi. Menurut surat kabar tersebut, jika Seoul tulus mengajak reunian keluarga secara tulus, maka harus menjawab dulu 'daftar pertanyaan' yang telah disampaikan kepada para pemimpin Korsel. Daftar tersebut mengemukakan bahwa para pemimpin Korsel harus 'menyatakan penyesalan mereka atas kejahatan-kejahatan mereka' setelah meninggalnya Kim Jong-Il 17 Desember lalu dan menghormati perjanjian-perjanjian KTT di masa silam.

Korut menuduh Korsel tidak menghormati masa berkabung Korut. Korut juga menuntut Korsel agar menghentikan latihan-latihan militer besar dengan AS dan segera menghentikan kampanye fitnah yang 'jahat'. Korea Selatan jelas menolak keinginan Korut tersebut yang disebutnya tak masuk akal itu.

Ratusan ribu anggota keluarga terpisah dalam Perang Korea yang menyebabkan terpisahnya kedua negara tersebut. Sejak itulah tak ada hubungan sama sekali antara keluarga yang tinggal di Korut dengan mereka yang tinggal di Korsel.

Sejak tahun 2000 berbagai insiden menghambat upaya reuni keluarga Korut dan Korsel. Diperkirakan ada 80 ribu orang di Korsel yang sangat berharap bisa mewujudkan reuni tersebut. Tapi ribuan orang meninggal tiap tahunnya sebelum acara tersebut terlaksana. (ANT/AFP/Vin)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya