Nekat Selfie di Tebing Tinggi, Turis Jerman Ini Tewas Terjatuh

Perempuan berusia 35 tahun itu, berswafoto dengan temannya ketika dia jatuh dari World's End, tebing terjal setinggi 1.200 meter di distrik Nuwara Eliya.

Oleh DW.com diperbarui 29 Nov 2018, 07:00 WIB
Berkat Selfie, Dua Sejoli Ini Lolos dari Maut

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis Jerman tewas setelah tersandung di tebing terjal di Sri Lanka sesaat setelah ia melakukan selfie.

Perempuan berusia 35 tahun itu, berswafoto dengan temannya ketika dia jatuh dari World's End, tebing terjal setinggi 1.200 meter di distrik Nuwara Eliya.

Tentara dan relawan Sri Lanka menemukan mayat turis tersebut setelah pencarian selama enam jam.

World's End terletak di Taman Nasional Horton Plains di Sri Lanka dan merupakan salah satu atraksi turis terbesar di negara itu.

Pada 2015, seorang pria Belanda yang sedang berbulan madu dengan istrinya, juga terjatuh dari World's End saat mengambil selfie.

Ajaibnya, mereka selamat karena tertahan pohon yang berada 50 meter di bawah tebing.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan tahun ini, antara 2011 hingga 2017 di seluruh dunia ada 259 kasus kematian yang terkait dengan selfie.

Para peneliti merekomendasikan menciptakan "zona larangan selfie" di tempat-tempat wisata populer. Terutama di puncak gunung dan gedung-gedung tinggi.

Pada 2017, pihak berwenang Sri Lanka mengumumkan bahwa mereka akan mulai menahan orang yang berselfie di rel kereta api setelah terjadi beberapa kematian karena banyak yang mencoba mengambil selfie yang sempurna di depan kereta yang sedang bergerak. 


Duh, Ratusan Orang di Dunia Tewas Akibat Selfie

Temuan ini membuat sejumlah pihak mengkhawatirkan tingkat kesadara para pengemudi, khususnya pada pada aspek keselamatan.

Seiring perkembangan smartphone yang kian mumpuni, tren selfie di kalangan pengguna turut menjadi kebiasaan.

Bahkan, tak jarang pengguna smartphone nekat melakukan hal berbahaya untuk menghasilkan hasil swafoto yang menarik.

Akibatnya, dalam beberapa tahun terakhir, kasus selfie yang berujung dengan kematian terus terjadi.

Seperti yang disebutkan di halaman atas, studi dari India Institute of Medical Science menemukan ratusan kasus selfie berujung maut ternyata mencapai ratusan, tepatnya 259 orang.

Seperti dikutip dari CNN, Senin (8/10/2018), seluruh kasus itu ditemukan dalam kurun waktu enam tahun, mulai dari 2011 hingga 2017.

Dalam studi disebutkan India menjadi negara dengan kasus selfie berujung maut terbanyak saat ini, yakni 159 kasus.

Setelah India, ada Rusia, Amerika Serikat dan Pakistan. Kebanyakan korban tersebut ternyata pria dengan persentase 72 persen dari total keseluruhan korban dan berusia di bawah 30 tahun.

Lantas, mengapa korban pria lebih banyak, mengingat wanita lebih dianggap lebih sering melakukan selfie?

Dalam studi ini, disebutkan pria ternyata lebih berani mengambil risiko saat mengambil swafoto untuk menghasilkan foto yang dramatis.

"Alasan ini mendukung temuan bahwa kecelakaan dan kematian akibat selfie lebih banyak terjadi pada pria," tulis para peneliti dalam studi tersebut. Para peneliti juga mengungkap sejumlah penyebab kematian akibat selfie yang dilakukan. 


Penyebab Kematian di Kasus Selfie Berujung Maut

Sejak diperkenalkan pada 2013 lalu hingga saat ini beragam gaya selfie pun sudah dihasilkan masyarakat hingga menjadi tren di socmed.

Berada di posisi pertama, banyak kematian akibat selfie diketahui ternyata berasal karena korban tenggelam. Peristiwa ini biasanya terjadi korban mengambil selfie di pinggir laut atau di atas kapal.

Penyebab kedua yang masuk dalam daftar karena transportasi. Ternyata, tidak sedikit korban meninggal karena berupaya mengambil gambar yang berhubungan dengan kendaraan bergerak. Salah satunya adalah mengambil foto di depan kereta yang berjalan.

Kematian akibat selife yang berhubungan dengan api dan jatuh dari ketinggian berada di urutan ketiga. Sementara penyebab kematian lain terjadi karena korban ingin mengambil foto selfie dengan hewan berbahaya.

Khusus di Amerika Serikat, kebanyakan selfie yang berujung kematian berkaitan dengan senjata api.

Laporan menyebut banyak orang yang tidak sengaja menembak dirinya sendiri saat sedang berpose dengan senjata.

Meski temuan kasus selfie berujung maut ini banyak ditemukan, studi menuturkan ternyata masih banyak kasus yang tidak terlaporkan.

Selain itu, ada pula sejumlah kasus kematian yang tidak disebut akibat dari selfie, melainkan kasus kecelakaan biasa.

Temuan ini terbilang mengagetkan mengingat peningkatan kasus selfie yang berujung kematian naik sangat siginifkan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2011, hanya ada tiga kasus kematian akibat selfie, tapi di 2016 angka itu naik hingga 98.

Laporan itu menyebut kebiasaan selfie berbahaya ini tidak lepas dari keinginan untuk menjadi keren yang biasa terjadi di anak muda dan turis. Biasanya, mereka ingin mendapatkan respon like atau komentar begitu mengunggah foto selfie yang unik di media sosial.

"Selfie itu sendiri tidak berbahaya, tetapi perilaku manusianya yang berbahaya. Oleh sebab itu, individu harus dididik untuk mengerti kebiasaan dan tempat yang berbahaya di mana selfie tidak boleh diambil," tulis laporan.

Reporter: DW Indonesia

Sumber: DW

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya