My Little Home Cook, Pertolongan Pertama Momen Memasak Ibu dan Anak

Keterampilan memasak sebaiknya diajarkan kepada anak sejak dini. Bila bingung memulainya, coba buka halaman-halaman buku karya Putri Habibie.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 29 Nov 2018, 04:01 WIB
Putri Habibie meluncurkan buku masak perdana, My Little Home Cook, yang ditargetkan untuk para ibu dan anak. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang memasak itu sulit? Putri Habibie membuktikannya lewat buku perdanaya, My Litte Home Cook. Cucu Presiden ke-3 RI itu menyiapkan 50 resep yang bisa diikuti para pemula, termasuk para ibu muda dan anak-anak, khususnya usia 4-8 tahun.

"Ini berangkat dari riset. Ketika riset ini sudah selesia, kalau cuma taruh di lemari atau library kampus, basi banget. Akhirnya, aku putuskan bikin buku yang interaktif," kata Putri dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa, 27 November 2018.

Riset yang dimaksud perempuan kelahiran 1991 itu bertujuan untuk memenuhi syarat kelulusan pendidikan masternya. Ia melibatkan 300 anak kelas VII untuk mengetahui dampak memasak terhadap perilaku anak.

Sebanyak 150 anak hanya diajarkan memasak lewat video tutorial, sisanya diajari langsung oleh Putri yang memang membuka kursus masak sejak lama. Hasilnya, ada perubahan perilaku positif dialami anak-anak yang belajar masak langsung selama sebulan.

Salah satunya adalah anak-anak lebih memahami proses. Jika selama ini mereka menganggap memakan suatu makanan cukup dengan memesan, lewat pelajaran memasak, anak-anak memahami proses panjang yang terjadi, mulai dari menentukan menu, memilih dan membeli bahan, hingga siap disajikan.

"Karena memahami prosesnya panjang, mereka lebih menghargai makanan, tidak pilih-pilih atau membuang makanan begitu saja," ujar Putri.

Di sisi lain, mereka yang belajar memasak langsung juga dinilai lebih bijak dalam bersikap, bisa mengatur waktu lebih efisien, dan mengelola keuangan lebih baik. Ia mencontohkan kisah seorang anak yang karena ingin lebih lama bermain futsal, memilih untuk membawa bekal sendiri.

Menurut Putri, anak tersebut bahkan rela bangun pagi untuk menyiapkan sarapannya sendiri. Hasilnya, ia punya lebih banyak waktu untuk bermain karena tak perlu mengantre makan siang di kantin.

"Jika keterampilan memasak dimiliki sejak dini, bukan cuma kita yang mendapat manfaatnya, tetapi sekeliling kita juga bisa kecipratan. Tapi setidaknya, ketika dia bisa masak, dia bisa survive kalau harus tinggal sendiri atau ditinggal orangtua misalnya," tutur Putri.

 

 


Perkenalkan dengan Bermain

Putri Habibie (tengah) meluncurkan buku masak pertama, My Little Home Cook di Jakarta, Selasa, 27 November 2018. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

My Little Home Cook bukan sekadar menampilkan resep masakan yang mudah diikuti. Buku setebal 176 halaman itu menyisipkan sejumlah permainan yang bisa dimainkan oleh anak-anak, di antaranya menggambar, mewarnai, menempelkan foto, hingga menulis pengalaman.

"Makanya, saya sebut ini diari memasak ibu dan anak," kata Putri.

Ada pertimbangan khusus mengenai aktivitas-aktivitas seru yang disisipkan dalam buku, yakni untuk mengenalkan kegiatan memasak secara menyenangkan. Menurut lulusan Binus Business School itu, poin tersebut penting agar anak tidak trauma.

Hal senada juga dilontarkan psikolog anak, Dina Ramayanti. Ia mengatakan sesuai dengan perkembangan usia, kebutuhan anak-anak untuk bermain sambil belajar lebih tinggi dibandingkan belajar serius.

"Mungkin kalau yang trauma masuk ke dapur itu karena tuntutan orangtua terlalu tinggi pada anak. Memasak itu bisa melatih kemampuan motorik halusnya, tapi caranya ya lewat bermain," kata Dina.

Jadi, siap mencoba resep sambil bermain dengan anak?

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya